Micro-location adalah proses menentukan posisi seseorang dengan sangat presisi—bahkan sampai hitungan inci atau kaki—dengan memanfaatkan berbagai teknologi. Kalau GPS biasanya cuma bisa menentukan lokasi saat kita berada di luar ruangan, teknologi micro-location bisa bekerja lebih detail baik di dalam maupun di luar ruangan. Saat ini, micro-location dipakai di banyak industri dengan berbagai tujuan, tapi yang paling populer adalah untuk proximity marketing, yaitu mengirimkan materi promosi ke konsumen berdasarkan lokasi mereka.

Teknologi yang Digunakan

Micro-location bekerja berkat kombinasi beberapa teknologi yang saling mendukung untuk melacak lokasi. Beberapa di antaranya meliputi:

Beacons

Beacon adalah pemancar kecil bertenaga baterai yang menggunakan Bluetooth Low Energy (BLE). Virtual beacon punya fungsi yang sama, tapi menggunakan Wi-Fi, bukan BLE. Keunggulan beacon adalah harganya murah, perawatan minim, dan bisa mendeteksi posisi mulai dari beberapa inci hingga sekitar 150 kaki. Data yang dihasilkan beacon bisa berupa koordinat latitude dan longitude, data spesifik aplikasi seperti ID pengguna, preferensi, dan demografi, serta daftar beacon di sekitar dengan UUID dan kekuatan sinyalnya.

Beacon berinteraksi dengan smartphone melalui Bluetooth, lalu memberi tahu aplikasi di dalamnya saat ponsel masuk ke area yang terhubung dengan beacon tersebut. Aplikasi kemudian bisa langsung mengirim push notification. Ini menguntungkan buat perusahaan yang pakai mobile location analytics (MLA) untuk memantau dan menargetkan konsumen dengan iklan, promo, atau pesan yang relevan secara instan.

Contohnya, PayPal Beacon adalah perangkat USB yang memungkinkan toko menghubungkan terminal POS mereka agar bisa menerima pembayaran hands-free dari pelanggan yang punya aplikasi PayPal di ponselnya. Beacon ini otomatis mengenali pelanggan dan menampilkan foto mereka di layar POS untuk verifikasi. Pelanggan cukup memberi persetujuan verbal untuk menyelesaikan transaksi, dan mereka bisa mengatur sendiri toko mana saja yang diizinkan menerima pesanan.

Sementara itu, iBeacon buatan Apple mendukung pembayaran mobile lewat koneksi ke akun iTunes. Bedanya, iBeacon juga bisa melacak lokasi secara lebih akurat dibanding Wi-Fi atau GPS, terutama di dalam toko.

Ada juga Estimote, beacon pihak ketiga yang bisa ditempel di permukaan datar dan berkomunikasi dengan aplikasi smartphone mulai dari jarak 4 inci hingga 30 kaki.

Meski punya banyak keunggulan dibanding GPS, seperti biaya murah dan kemampuan bekerja di dalam ruangan, beacon tidak sepenuhnya menggantikan GPS. Teknologi micro-location yang paling efektif biasanya memadukan beacon dan GPS.

Contoh Penggunaan

Micro-location menjadi penggerak utama proximity marketing. Perusahaan bisa “hadir” secara virtual di sekitar konsumen saat mereka berada di lokasi bisnis tersebut. Ini memberi toko fisik keuntungan serupa dengan e-commerce dalam memantau kebiasaan belanja konsumen. Bisnis bisa mengirimkan promo, info, atau pesan personal untuk membantu konsumen menghemat waktu dan uang, bahkan membuat keputusan yang lebih tepat.

Teknologi ini juga bisa menarik pelanggan masuk. Misalnya, kalau sebuah restoran sedang sepi, mereka bisa mengirimkan penawaran diskon ke orang yang lewat di dekatnya, sehingga kursi terisi dan omzet naik.

Tapi micro-location bukan cuma buat marketing. Di gudang, teknologi ini bisa membantu memetakan lokasi barang dan mengarahkan kendaraan otomatis atau pegawai ke posisi yang tepat.

Di hotel, micro-location bisa bikin pengalaman tamu lebih praktis. Tamu yang punya aplikasi hotel bisa dapat akses masuk tanpa kunci fisik dan melewati proses check-in. Hilton, misalnya, sudah menerapkan ini lewat aplikasi Hilton HHonors. Tamu cukup check-in online, registrasikan ponsel, dan menerima file terenkripsi berisi nomor kamar.

Notifikasi juga bisa dikirim sesuai kondisi. Kalau tamu berada di kamar saat jam makan, mereka bisa dapat rekomendasi restoran lewat aplikasi atau SMS. Housekeeping juga bisa diberi tahu kalau kamar sedang ditempati supaya tidak mengganggu.

Bahkan, tamu bisa mengontrol TV, AC, dan lampu lewat ponsel mereka. Saat tamu masuk kamar, perangkat BLE akan mendeteksi keberadaan mereka dan mengaktifkan kontrol tersebut di aplikasi.

Sebagian orang khawatir teknologi ini mengganggu privasi. Tapi sebenarnya beacon hanya bisa terhubung ke ponsel kalau aplikasi terkait sudah diinstal dan Bluetooth aktif. Jadi, pengguna tetap punya kendali penuh untuk memilih siapa yang bisa mendeteksi perangkat mereka dan kapan itu bisa dilakukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *