Computational creativity atau kreativitas komputasional (kadang juga disebut artificial creativity) adalah penerapan teknologi komputer untuk meniru, mempelajari, menstimulasi, dan meningkatkan kreativitas manusia.
Kreativitas komputasional biasanya melibatkan eksperimen dengan tujuan menemukan ide dan pola pikir inovatif di berbagai bidang, seperti seni, sastra, kuliner, arsitektur, teknik, dan musik. Teknologi ini sering memanfaatkan AI untuk menghasilkan karya yang dulunya dianggap mustahil dilakukan komputer, seperti lukisan, patung, atau karya fiksi.
Selama ini komputer dikenal unggul dalam hal presisi matematis dan logika, sedangkan kreativitas dianggap hanya milik makhluk sadar. Masih banyak perdebatan soal apakah komputer benar-benar bisa kreatif. Banyak seniman dan kreator yang menentang keras konsep ini. Misalnya muncul pertanyaan seperti: “Apakah kreativitas bisa diprogram?”, “Bagaimana cara menilai kreativitas komputasional?”, atau “Mungkinkah sistem berbasis algoritma benar-benar bisa kreatif?”
Walaupun ada keraguan apakah komputer bisa benar-benar kreatif, proyek-proyek computational creativity umumnya bertujuan menghasilkan karya yang ketika dilihat manusia, dianggap kreatif. Namun, meniru kreativitas setingkat manusia masih dianggap sebagai target yang sangat ambisius.
Bagaimana Computational Creativity Bekerja
IBM adalah salah satu perusahaan yang percaya bahwa komputer bisa mencapai kreativitas setingkat manusia. Salah satu proyeknya menggunakan kreativitas komputasional untuk mengembangkan resep kuliner baru. Mesin ini bekerja dengan mengunduh deskripsi berbagai masakan dari Wikipedia, buku panduan, dan database lain; dengan kata lain, big data dipakai untuk melatih model kreatifnya dengan ribuan resep. Setelah itu, mesin akan menggunakan “algoritma kebaruan” (novelty algorithm) untuk mengombinasikan bahan-bahan yang biasanya tidak dipasangkan, berdasarkan faktor seperti kesesuaian rasa. Seorang manusia hanya perlu memasukkan bahan awal, lalu mesin akan membuat berbagai variasi resep, dan manusia yang memilih serta mengeksekusi hasilnya.
Beberapa mesin kreativitas komputasional menggunakan pendekatan induktif atau deduktif, seperti IBM Watson atau Deep Blue. Sistem lain bisa memakai strategi case-based reasoning (CBR) atau deep learning.
Kreativitas dianggap sebagai salah satu komponen penting dalam artificial general intelligence (AGI), yaitu sistem yang mampu menemukan solusi untuk masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya.
Contoh Computational Creativity
Selain proyek IBM, ada juga mesin-mesin kreatif lain yang berfokus pada humor, puisi, musik, dan seni visual.
Misalnya, mesin kreativitas komputasional karya Kim Binsted dan Graeme Ritchie bernama JAPE mampu menghasilkan banyak permainan kata (puns). Pablo Gervás mengembangkan mesin bernama ASPERA, yang menggunakan CBR untuk membuat puisi baru berdasarkan kumpulan puisi yang sudah ada. David Cope menciptakan Experiments in Musical Intelligence (EMI), yang bisa menganalisis komposisi musik lalu menghasilkan karya baru dengan gaya yang sama.
Dalam bidang seni visual, Harold Cohen menciptakan AARON, sebuah sistem yang bisa membuat gambar dan lukisan figur manusia. Website ThisPersonDoesNotExist.com juga jadi contoh populer; situs ini menggunakan AI buatan Nvidia untuk menghasilkan wajah manusia yang terlihat nyata, dan bahkan memicu lahirnya situs-situs serupa, seperti “This Cat Does Not Exist.”