Apa itu Stakeholder?
Stakeholder adalah individu, kelompok, atau organisasi yang memiliki kepentingan atau “stake” dalam pengambilan keputusan dan aktivitas suatu bisnis, organisasi, atau proyek. Stakeholder bisa jadi merupakan anggota organisasi yang terlibat, atau bisa juga tidak memiliki afiliasi resmi. Mereka dapat memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap aktivitas atau proyek yang dilakukan organisasi. Dukungan mereka sering kali dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis dan proyek.
ISO 26000 yang diterbitkan oleh International Organization for Standardization (ISO) adalah seperangkat standar internasional untuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). ISO ini memberikan kriteria berikut untuk mengidentifikasi seorang stakeholder:
- Organisasi memiliki kewajiban hukum kepada stakeholder.
- Mereka dapat terpengaruh secara positif atau negatif oleh keputusan yang diambil organisasi.
- Mereka kemungkinan besar akan menyampaikan kekhawatiran dan terlibat dalam aktivitas organisasi.
Berdasarkan kriteria ini, stakeholder biasanya meliputi pelanggan, karyawan, investor, pemasok, dewan direksi, anggota dan organisasi masyarakat, serta entitas pemerintah. Kapitalisme stakeholder adalah suatu sistem di mana organisasi memprioritaskan kepentingan stakeholder.
Istilah stakeholder berasal dari dunia pacuan kuda. Dalam pacuan kuda, sebuah “stake race” adalah perlombaan di mana uang hadiah berasal dari biaya pendaftaran yang dibayar pemilik kuda untuk mengikuti lomba. Biaya pendaftaran ini disebut “stake”, yang sinonim dengan risiko. Orang atau entitas yang menjaga biaya pendaftaran sampai hadiah uang diberikan disebut stakeholder. Secara tradisional, stakeholder tidak memiliki kepentingan finansial terhadap hasil lomba tersebut.
Jenis-Jenis Stakeholder
Stakeholder bisa berasal dari berbagai hubungan dengan organisasi atau proyek. Jenis-jenis stakeholder yang paling umum meliputi:
- Pelanggan biasanya mengharapkan organisasi untuk memberikan produk yang bernilai.
- Karyawan seringkali menjadi stakeholder proyek, yang ingin berkontribusi pada proyek yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
- Pemilik menyediakan ekuitas dan modal untuk organisasi dan bertanggung jawab atas tujuan organisasi.
- Investor adalah pemegang saham, yang berinvestasi di organisasi dengan harapan mendapatkan pengembalian finansial dan sering kali menerima laporan keuangan secara berkala serta memiliki hak suara dalam keputusan besar.
- Kreditor, seperti bank dan pemegang obligasi, meminjamkan uang kepada organisasi untuk dibayar kembali beserta bunga.
- Pemasok adalah vendor yang menyediakan bahan dan produk kepada organisasi dan memiliki kepentingan terhadap bisnis dan proyek yang dijalankan.
- Komunitas memiliki kepentingan agar bisnis tetap sehat, aman, dan bermanfaat bagi perekonomian lokal. Bisnis menciptakan lapangan pekerjaan dan peluang bisnis untuk komunitas lokal. Lingkungan, keberlanjutan, dan tata kelola (ESG) semakin menjadi nilai yang penting bagi konsumen dan investor.
- Pemerintah mengumpulkan pajak dari perusahaan dan karyawan mereka.
Stakeholder Internal vs Eksternal
Stakeholder sering dibagi ke dalam dua kelompok utama, yaitu stakeholder internal dan eksternal.
Stakeholder Internal
Stakeholder internal adalah mereka yang berada di dalam perusahaan, dan kepentingannya berasal dari pekerjaan langsung, kepemilikan, atau investasi. Stakeholder internal dari perusahaan atau proyek dapat meliputi karyawan, manajer proyek, dewan direksi, donatur, dan investor. Individu-individu ini sering disebut sebagai stakeholder utama atau kunci, karena mereka memiliki kepentingan langsung dan peran penting dalam keberhasilan perusahaan atau proyek.
Stakeholder Eksternal
Stakeholder eksternal adalah mereka yang berada di luar perusahaan dan terpengaruh secara tidak langsung oleh keputusan dan hasil yang diambil oleh perusahaan. Stakeholder eksternal meliputi pelanggan, pemasok, lembaga pemerintah, kreditor, serikat pekerja, dan kelompok komunitas. Entitas-entitas ini juga disebut sebagai stakeholder sekunder karena kepentingan mereka terhadap perusahaan atau proyek seringkali lebih representasional daripada langsung.
Contoh-Contoh Stakeholder
Stakeholder ada di berbagai industri. Sebagai contoh, dalam industri kesehatan, stakeholder adalah mereka yang memiliki kepentingan langsung terhadap layanan kesehatan yang disediakan dan keputusan yang diambil terkait layanan tersebut. Ini termasuk dokter, perawat, dan profesional medis lainnya; rumah sakit, klinik, dan penyedia layanan kesehatan; teknologi informasi kesehatan, pemasok peralatan medis, dan lainnya; badan pemerintah; organisasi nonprofit; dan pasien.
Contoh lainnya adalah stakeholder dalam proses hukum. Di sini, stakeholder adalah individu atau kelompok yang memegang uang atau properti sementara status pemiliknya masih ditentukan di pengadilan.
Dalam konteks proyek, stakeholder adalah orang-orang yang memiliki pengaruh langsung terhadap keberhasilan proyek. Mereka termasuk:
- pelanggan, yang kepuasan mereka terhadap produk atau proyek adalah tujuan akhir dari perencanaan proyek;
- manajer proyek, yang mengelola dan memimpin proyek;
- sponsor proyek, yang mendanai proyek; dan
- anggota tim proyek, yang merupakan karyawan yang melaksanakan proyek.
Stakeholder vs. Shareholder: Apa Bedanya?
Shareholder adalah stakeholder yang secara finansial berinvestasi dalam suatu organisasi. Meskipun stakeholder tertarik pada kinerja keseluruhan perusahaan, shareholder memiliki kepentingan tambahan terhadap kinerja saham perusahaan atau return on investment.
Investasi shareholder membantu mendanai organisasi dan kegiatan-kegiatannya. Tergantung pada besaran investasi, shareholder kadang-kadang bisa memiliki lebih banyak pengaruh terhadap organisasi dan proyek-proyeknya dibandingkan stakeholder. Investasi ini dapat memberikan hak kepada shareholder untuk menerima informasi keuangan secara berkala tentang organisasi dan ikut serta dalam pengambilan keputusan bisnis.
Bagaimana Mengelola Stakeholder
Dalam buku 1984, Strategic Management: A Stakeholder Approach, R. Edward Freeman menekankan bahwa bisnis adalah sebuah sistem yang dibangun di atas hubungan, dan tidak ada bagian dari sistem yang bisa dipandang sebagai entitas yang terisolasi. Teori stakeholder Freeman adalah model manajemen yang berbasis pada organisasi dan hubungan. Model ini dianggap membantu meningkatkan kesadaran sosial dalam bisnis tentang pentingnya memperlakukan stakeholder secara etis.
Dalam artikel mereka pada tahun 1983, “Stockholders and Stakeholders: A New Perspective on Corporate Governance,” R. Edward Freeman dan David L. Reed mengusulkan bahwa untuk bisnis dapat sukses, harus menciptakan nilai atau menjadi penggerak nilai bagi pemilik atau pemegang saham. Mereka juga mengatakan bahwa bisnis harus menciptakan nilai bagi stakeholder di luar shareholder.
Prinsip utama dalam mengelola stakeholder adalah dengan memahami hubungan yang ada, dan membuat komunikasi yang jujur dan terbuka. Teknik dan strategi manajemen stakeholder sangat bergantung pada pemetaan stakeholder.