Demand shaping adalah strategi dalam manajemen rantai pasok (SCM) yang memungkinkan perusahaan mempengaruhi permintaan pelanggan melalui insentif harga, modifikasi biaya, dan substitusi produk. Strategi ini bertujuan agar permintaan pelanggan lebih selaras dengan pasokan yang telah direncanakan.

Sebagai contoh, jika suatu perusahaan memiliki kelebihan stok untuk produk tertentu, mereka bisa meningkatkan upaya pemasaran agar produk tersebut lebih menarik bagi pelanggan. Teknik demand shaping juga bisa digunakan untuk memenuhi proyeksi pengembangan produk.

Manfaat demand shaping

Demand shaping memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, di antaranya:

  • Keuntungan lebih besar. Dengan peramalan permintaan yang lebih akurat, produksi dan inventaris bisa lebih sesuai dengan permintaan pelanggan sebenarnya, sehingga menghemat waktu dan biaya.
  • Risiko lebih kecil dalam rantai pasok. Ketika produksi dan permintaan pelanggan selaras, risiko gangguan dalam rantai pasok pun berkurang, yang berarti lebih sedikit keterlambatan dan pelanggan lebih puas.
  • Arus kas lebih lancar. Dengan perencanaan permintaan yang lebih akurat, kebutuhan untuk menghabiskan inventaris berlebih dengan diskon besar pun berkurang, sehingga profitabilitas meningkat.
  • Produktivitas meningkat. Produksi dan inventaris yang lebih selaras dengan permintaan pelanggan berarti lebih sedikit waktu dan biaya yang dihabiskan untuk mengatasi ketidakseimbangan.
  • Pengawasan transaksi lebih baik. Dengan produksi, inventaris, dan permintaan pelanggan yang lebih sejalan, gangguan berkurang dan waktu pengiriman lebih terprediksi, sehingga lebih mudah memonitor transaksi pemasok dan mengukur pertumbuhan atau penurunan bisnis.
  • Visibilitas rantai pasok lebih baik. Visibilitas yang lebih tinggi dalam rantai pasok membantu meningkatkan efisiensi manajemen rantai pasok dengan proses perencanaan yang lebih proaktif.

Jenis strategi demand shaping

Beberapa teknik utama dalam strategi demand shaping meliputi:

  • Peluncuran produk baru untuk meningkatkan permintaan. Kesuksesan peluncuran produk baru sangat bergantung pada strategi optimasi, mulai dari pemasaran, kemasan, distribusi, hingga pemahaman terhadap umpan balik pelanggan.
  • Optimasi harga. Mengubah harga produk adalah cara paling mudah untuk mempengaruhi permintaan. Harga lebih rendah biasanya meningkatkan permintaan, sedangkan harga lebih tinggi dapat menurunkannya.
  • Promosi dan diskon. Promosi dan penawaran khusus termasuk dalam optimasi harga yang dapat mendorong permintaan pelanggan.
  • Dynamic pricing. Juga dikenal sebagai real-time pricing, dynamic pricing memungkinkan perusahaan menyesuaikan harga secara fleksibel sesuai permintaan pasar. Data dari perencanaan permintaan seperti prediksi statistik juga sangat berguna dalam strategi ini.
  • Meningkatkan atau mengurangi insentif penjualan. Memberikan insentif lebih kepada tim penjualan atau distributor dapat meningkatkan upaya mereka dalam memasarkan produk, yang pada akhirnya mempengaruhi permintaan.
  • Mengatur distribusi. Meningkatkan atau mengurangi distribusi produk juga bisa menjadi cara untuk membentuk permintaan.

Demand shaping berbeda dengan demand management. Demand management lebih berfokus pada pengendalian dan pelacakan operasi pembelian perusahaan, serta lebih berkaitan dengan hubungan pemasok dibandingkan hubungan pelanggan. Demand management digunakan untuk menentukan pengeluaran eksternal daripada penetapan harga produk secara individu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *