Social media analytics adalah proses mengumpulkan dan menganalisis data audiens yang dibagikan di media sosial untuk membantu pengambilan keputusan bisnis strategis organisasi.
Media sosial bisa memberikan banyak manfaat buat bisnis, karena memungkinkan para marketer buat ngelihat tren perilaku konsumen yang relevan sama industri mereka dan bisa ngaruh ke keberhasilan kampanye pemasaran.
Contoh penting lainnya dari bagaimana social media analytics mendukung kampanye pemasaran adalah dengan menyediakan data untuk mengukur return on investment (ROI) dari kampanye berdasarkan traffic yang diperoleh dari berbagai channel media sosial.
Selain itu, marketer juga bisa menganalisis performa berbagai platform sosial — seperti Facebook, LinkedIn, dan Twitter — serta postingan tertentu di media sosial, untuk tahu pesan dan topik mana yang paling nyambung sama audiens yang ditargetkan.
Use case dari social media analytics itu apa aja sih?
Platform analisis media sosial bisa melacak dan menganalisis berbagai data serta interaksi yang dipakai dalam berbagai use case social media marketing.
Mengukur ROI dari upaya social media marketing
Tujuan utama dari semua postingan, like, retweet, atau share di media sosial adalah ROI.
Untuk bisa tahu ROI dari media sosial, marketer harus punya patokan awal dulu, lalu ngukur indikator kinerja utama (KPI) dibandingkan dengan patokan itu dari waktu ke waktu. Kalau performa belum oke, analisis metrik ini bisa bantu cari tahu bagian mana yang perlu disesuaikan biar kampanye dan ROI-nya makin bagus.
Faktanya, studi terbaru dari Hootsuite — vendor platform manajemen media sosial — nunjukin kalau 85% organisasi yang mulai ngukur data media sosial pakai tools analytics bisa dengan akurat nunjukin ROI dari upaya mereka.
Untuk mulai ngelacak performa kampanye media sosial, kamu bisa tambahin tracking pixel atau parameter Google Analytics UTM ke link yang digunakan di postingan atau iklan. Ini bisa nunjukin konversi yang datang dari kampanye medsos dan bantu buat rencana retargeting buat audiens yang belum convert.
Meningkatkan pengambilan keputusan strategis
Social media analytics bisa ningkatin kemampuan tim marketing dalam memahami strategi mana yang efektif dan mana yang kurang.
Hasil analisis juga bisa kasih insight buat pengambilan keputusan bisnis yang nggak selalu berkaitan langsung sama marketing.
Misalnya, dengan bantuan tools social listening, kita bisa analisis audiens dan kompetitor dari data media sosial yang diposting di platform kayak LinkedIn atau Facebook. Tools ini juga bisa kasih informasi demografi audiens buat bantu marketing yang lebih terarah dan ningkatin brand awareness.
Dengan data real-time, tren baru bisa cepat terdeteksi dan bisnis bisa unggul dibanding kompetitor dengan memposting konten lebih cepat.
Melacak efisiensi tim marketing
Mayoritas organisasi pengen workflow-nya lebih efisien dan tim makin produktif. Nah, salah satu fitur social media analytics yang jarang dibahas tapi penting adalah meningkatkan efisiensi tim marketing.
Selain KPI untuk konten media sosial, kita juga bisa ngukur hal-hal kayak waktu respon dan sentimen pelanggan.
Nunjukin ke chief marketing officer bagian mana dari workflow yang bisa diotomasi dan dialihkan ke aktivitas strategis bisa bantu dapetin anggaran tambahan buat kampanye selanjutnya.
Metrik apa aja sih yang perlu dilacak di social media analytics?
Ada enam jenis metrik media sosial utama yang sebaiknya dilacak:
1. Performance metrics
Mengukur performa kampanye media sosial itu penting buat tahu strategi mana yang efektif dan mana yang masih perlu ditingkatkan.
Beberapa metrik kunci yang perlu diperhatikan:
- interaksi lintas platform dari waktu ke waktu buat lihat apakah kontennya udah engaging;
- peningkatan jumlah followers seiring waktu buat verifikasi pertumbuhan konsisten;
- click-through rate buat tahu apakah postingan berhasil ngedrive traffic dari media sosial.
2. Audience analytics
Memahami dan mendefinisikan audiens target itu kunci dari strategi media sosial. Kalau kita tahu siapa yang dituju, kita bisa kasih pengalaman yang lebih relevan dan menarik buat mereka.
Dulu, data audiens susah banget dilacak karena tersebar di berbagai platform. Tapi sekarang udah bisa dianalisis lintas platform pakai tools analytics buat tahu demografi, minat, dan perilaku audiens. Bahkan ada tools berbasis AI yang bisa memprediksi perilaku mereka juga.
Semakin tertarget kontennya, makin efisien biaya iklan dan cost-per-click juga bisa diminimalisir.
3. Competitor analytics
Biar lebih objektif, metrik performa juga perlu dilihat dari sudut pandang kompetitor. Artinya, dibandingin langsung biar tahu seberapa efektif kampanye kita.
Tools analytics bisa bantu bandingin performa media sosial kita dengan kompetitor secara head-to-head buat ngukur efektivitas dan cari tahu apa yang bisa ditingkatin.
Tools modern yang udah didukung AI juga bisa bantu ngebuat benchmark industri sebagai titik awal strategi media sosial kita.
4. Paid social analytics
Kalau udah ngomongin iklan, pengeluaran bisa jadi besar. Kalau konten atau targeting-nya salah, buang-buang anggaran. Tools advanced analytics bisa bantu prediksi konten mana yang punya potensi performa tinggi dan minim risiko.
Platform all-in-one paling disarankan buat tracking performa dari akun-akun medsos seperti iklan di Twitter, Facebook, atau LinkedIn. Metrik penting yang wajib dilacak antara lain:
- Jumlah total iklan aktif
- Total pengeluaran iklan
- Total klik
- Click-through rate
- Cost per click
- Cost per engagement
- Cost per action
- Cost per purchase
Metrik-metrik ini nunjukin secara jelas ke mana duit iklan dialokasikan dan seberapa besar return yang dihasilkan. Bisa juga dibandingkan dengan pengeluaran kompetitor buat nemuin peluang strategi baru.
5. Influencer analytics
Di dunia yang kompetitif, banyak marketer yang kerja sama dengan influencer buat memperkuat kampanye mereka. Tapi, kerja sama ini juga perlu diukur biar efektif.
Social media analytics bisa bantu nyediain insight seputar metrik yang penting buat ngecek apakah kampanye bareng influencer berhasil. Beberapa metriknya antara lain:
- Total interaksi per 1.000 followers buat ngukur engagement;
- Ukuran audiens dan hashtag yang sering dipakai buat tahu jangkauan kampanye;
- Jumlah postingan yang rutin dibikin influencer, buat tahu seberapa aktif dan kuat engagement-nya;
- Kolaborasi sebelumnya, bisa jadi indikator keberhasilan kerja sama.
6. Sentiment analysis
Sentiment analysis penting banget buat ngukur apakah kampanye disukai atau malah ditolak audiens. Apalagi buat bisnis yang fokus ke pelayanan pelanggan, ini bisa bantu deteksi masalah lebih awal.
Supaya kampanye tetap relevan dan berkembang, interaksi dan tingkat engagement harus terus dimonitor. Kalau turun, itu bisa jadi sinyal buat ganti arah strategi.
Analisis sentimen bisa ngurangin spekulasi waktu bikin strategi marketing dan nentuin konten mana yang paling nyambung sama audiens. Kalau alat analytics kamu ngedeteksi lonjakan sentimen negatif, sebaiknya segera diatasi biar nggak jadi krisis PR.
Tools buat Social Media Analytics
Meskipun banyak bisnis udah pakai tool manajemen media sosial, kebanyakan dari mereka cuma bisa buat scheduling dan nggak kasih data yang mendalam kayak tools social media analytics.
Insight yang lebih dalam dari analytics tools bisa bantu kampanye lebih sukses dan jadi bahan laporan ROI ke stakeholder lintas berbagai platform media sosial.
Tool analytics yang bagus harus punya antarmuka yang intuitif, gampang dipakai, transparan dalam menampilkan data kampanye, dan bisa bantu nyederhanain proses serta workflow pemasaran.
Contoh tools social media analytics yang populer antara lain Sprout Social, Google Analytics, Hootsuite, dan Buffer Analyze.