Apa Itu Trolling?

Dalam dunia internet, trolling adalah tindakan merespons suatu konten atau komentar secara sengaja dengan cara yang mengganggu atau memancing emosi. Istilah ini berasal dari cara para troll online mencoba menarik perhatian korban mereka dengan komentar, mirip seperti pemancing yang menggunakan umpan untuk menangkap ikan. Selain itu, istilah ini juga bisa merujuk pada makhluk mitologi troll—makhluk jelek yang bersembunyi di tempat gelap untuk memangsa korbannya.

Di internet, seorang troll adalah seseorang yang masuk ke suatu forum diskusi, kolom komentar, atau media sosial hanya untuk membuat kekacauan. Troll sering kali memanfaatkan ruang komentar untuk melakukan cyberbullying, mendiskreditkan komentar atau informasi yang valid, serta menyebarkan disinformasi. Dalam banyak kasus, troll menggunakan sock puppets—akun palsu yang mereka buat agar bisa menyebarkan agenda mereka secara anonim.

Jenis-Jenis Troll

Biasanya, troll punya “spesialisasi” tersendiri. Beberapa hanya ingin membuat keributan (flamebait). Saat musim pemilu, troll—baik yang dibayar maupun tidak—banyak bermunculan di media sosial dan forum diskusi, mempromosikan kandidat mereka sekaligus menjatuhkan lawan. Ada juga grammar trolls yang hanya muncul untuk mengoreksi tata bahasa atau tanda baca orang lain, tanpa benar-benar membahas isi komentar atau postingan yang mereka tanggapi.

Bagaimana Menghadapi Troll?

Berinteraksi dengan troll umumnya dianggap sia-sia, bahkan bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Efek psikologis yang sering dialami korban trolling antara lain meningkatnya kecemasan sosial, depresi, dan turunnya rasa percaya diri.

Cara paling efektif untuk menghadapi troll adalah dengan mengabaikannya. Reaksi dari target adalah hal yang mereka cari, jadi kalau tidak ditanggapi, kemungkinan besar mereka akan pergi. Di dunia online, sering muncul peringatan DNFT (Do Not Feed the Troll), yang berarti “jangan kasih makan troll” alias jangan beri mereka perhatian.

Cara lain adalah dengan langsung mengidentifikasi seseorang sebagai troll agar orang lain tidak menganggap mereka serius, lalu lanjutkan diskusi tanpa memberi troll panggung lebih lanjut.

Di beberapa platform, seperti kolom komentar YouTube, troll bisa begitu banyak dan mengganggu sehingga ada pendekatan lebih ekstrem, yaitu DRTC (Don’t Read The Comments)—alias “jangan baca komentar”—untuk menghindari paparan komentar negatif yang tidak ada gunanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *