Apa itu retina scan?

Retina scan adalah teknologi biometric authentication yang memanfaatkan citra pola pembuluh darah di retina seseorang sebagai identitas unik untuk mengakses area dengan tingkat keamanan tinggi.
Untuk melakukan retina scan, pengguna diminta untuk menatap satu titik selama sekitar 15 detik. Meskipun pola pembuluh darah retina tiap orang sangat unik dan sulit dipalsukan, teknologi ini tetap bukan tanpa celah. Ada beberapa teknik canggih yang bisa digunakan untuk menipu pemindai retina, misalnya dengan membuat tiruan retina. Tapi, teknik seperti ini sangat kompleks dan membutuhkan banyak sumber daya.

Apa itu retina scanner?

Retina scanner merupakan alat biometric verification yang menangkap pola unik dari pembuluh darah di retina seseorang, lalu mengidentifikasinya berdasarkan karakteristik biologis tertentu. Beberapa contoh identitas unik lain yang digunakan dalam teknologi verifikasi biometrik meliputi sidik jari, geometri tangan, bentuk daun telinga, pola iris dan retina, gelombang suara, DNA, dan tanda tangan.

Bagaimana cara kerja retina scanning?

Retina scanner menggunakan sinar inframerah berdaya rendah yang diarahkan ke mata. Sinar ini akan diserap secara berbeda oleh pembuluh darah retina dibandingkan dengan jaringan sekitarnya, sehingga menciptakan pola unik yang ditangkap oleh sensor dan diubah menjadi citra digital.
Citra retina ini—dengan pola pembuluh darah yang unik—ibarat sidik jari, sangat cocok digunakan untuk identifikasi dan verifikasi. Karena retina cepat membusuk setelah kematian, proses scanning ini hanya bisa dilakukan pada manusia yang masih hidup.

Untuk apa retina scanning digunakan?

Retina scanner biasanya digunakan dalam sistem access control berkeamanan tinggi, seperti di area terbatas, pengawasan perbatasan dan imigrasi, investigasi kriminal, identifikasi tersangka, pangkalan militer, dan lokasi-lokasi sensitif lainnya, karena tingkat keamanannya yang tinggi.
Konsep retina scanning sebenarnya sudah ada sejak 1935, dikembangkan oleh Dr. Carleton Simon dan Dr. Isadore Goldstein. Penggunaan komersial baru dimulai tahun 1984 lewat perusahaan Eyedentity, yang menjadi pionir dalam pembuatan perangkat retina scan.

Apa itu iris scan?

Iris scan atau iris recognition adalah teknologi identifikasi biometrik yang fokus pada pola unik di iris mata (bagian berwarna di sekitar pupil). Iris scanner memanfaatkan kamera near-infrared untuk menangkap citra detail iris.
Pola pada iris seperti garis-garis halus, bintik, dan celah sangat unik dan sudah terbentuk sejak sebelum kita lahir, serta tidak berubah seumur hidup. Citra iris akan dianalisis menggunakan software khusus yang mengubahnya menjadi representasi matematis unik atau disebut iris code.

Perbedaan retina scan vs. iris scan

Keduanya sama-sama teknologi biometrik untuk identifikasi atau verifikasi, tapi ada perbedaan penting.
Retina scan fokus pada retina—lapisan peka cahaya di belakang mata—sedangkan iris scan fokus pada iris, bagian mata yang berwarna. Retina scan mengharuskan mata ditempatkan dekat dengan alat pemindai dan sinar inframerah diarahkan langsung untuk menangkap pola retina. Sebaliknya, iris scan hanya memerlukan kamera near-infrared yang bisa mengambil gambar dari jarak tertentu, mirip seperti memotret.

Perlu dicatat, walaupun ada beberapa smartphone dan aplikasi yang mengklaim memakai retina scan, biasanya sebenarnya itu berbasis iris scan.

Apa itu retinal imaging?

Beda dari retina scan dan iris scan yang bersifat biometrik, retinal imaging adalah alat diagnostik yang dipakai oleh dokter mata (oftalmolog) untuk memeriksa bagian belakang mata, termasuk retina. Alat ini menangkap citra pembuluh darah dan struktur penting lainnya seperti serat saraf.
Retinal imaging membantu mendeteksi dan memantau berbagai kondisi kesehatan mata. Jadi, ini bukan alat keamanan biometrik, tapi bagian dari eye check-up menyeluruh yang sangat berguna dalam dunia medis.

Penyakit apa yang bisa dideteksi lewat retinal imaging?

Retinal imaging bisa mendeteksi berbagai masalah kesehatan, antara lain:

  • Age-related macular degeneration (AMD): Penyebab utama hilangnya penglihatan pada lansia. Imaging bisa mendeteksi AMD sejak dini dengan mengidentifikasi tanda seperti drusen (endapan kuning) dan perubahan di makula (bagian retina untuk penglihatan sentral).
  • Tekanan darah tinggi: Bisa terlihat dari penyempitan atau pengerasan pembuluh darah retina.
  • Retinopati diabetik: Komplikasi akibat diabetes yang bisa merusak pembuluh darah retina. Imaging membantu mendeteksi tanda awal seperti perdarahan atau pertumbuhan pembuluh darah baru.
  • Lubang makula: Lubang kecil di makula yang menyebabkan penglihatan kabur atau kesulitan melihat detail halus. Ini juga bisa terdeteksi lewat retinal imaging.

Apakah retinal imaging perlu dilakukan?

Kebutuhan untuk retinal imaging ditentukan oleh dokter berdasarkan usia, riwayat medis, dan kondisi kesehatan mata saat ini. Karena ini bukan pemeriksaan mata lengkap, biasanya akan disertai tes tambahan untuk mengevaluasi keseluruhan kondisi mata.
Jika memang direkomendasikan, retinal imaging punya banyak manfaat. Salah satunya adalah deteksi dini penyakit mata, yang bisa mendukung pengobatan lebih cepat dan hasil yang lebih baik. Selain itu, juga berguna untuk memantau perkembangan penyakit mata yang sudah ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *