Counterintelligence (CI) adalah informasi yang dikumpulkan dan tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi serta melindungi dari upaya pihak lawan dalam mengumpulkan pengetahuan atau mencoba merusak melalui sabotase atau tindakan lain. Tujuan utama CI adalah memastikan bahwa informasi tidak dapat diubah atau dihancurkan oleh aktor jahat dan hanya orang yang berwenang yang dapat mengakses informasi organisasi.
CI sering dikaitkan dengan badan intelijen, organisasi pemerintah, atau militer, tetapi bisnis juga mendapat manfaat dari penerapan CI dalam strategi keamanan mereka. Dalam dunia cybersecurity, counterintelligence digunakan untuk mendukung tiga pilar utama keamanan informasi, yaitu Confidentiality (Kerahasiaan), Availability (Ketersediaan), dan Integrity (Integritas) atau dikenal sebagai prinsip CIA. Banyak organisasi menerapkan aspek CI tetapi menggunakan istilah yang berbeda, seperti data loss prevention (DLP), rekayasa balik malware, dan forensik jaringan.
Cara Kerja Counterintelligence
Aktivitas counterintelligence dapat dikategorikan menjadi tiga jenis: **kolektif**, **defensif**, atau **ofensif**.
CI Kolektif: Fokusnya adalah mempelajari siapa pihak lawan, bagaimana mereka mengumpulkan informasi, attack vector (vektor serangan) yang mereka targetkan, dan alat apa yang mereka gunakan.
CI Defensif: Berfokus pada pengamanan informasi dan mencegah lawan mencuri atau menghancurkannya.
CI Ofensif: Memanfaatkan serangan untuk menciptakan peluang dengan menggunakan disinformasi untuk mendapatkan keuntungan.
Meskipun sebagian besar administrator keamanan teknologi informasi (IT) secara rutin melakukan CI defensif dan kolektif, nilai dari CI ofensif sering kali kurang dipahami. Dengan implementasi yang tepat, teknologi deception (deception technology) dapat digunakan untuk meningkatkan CI kolektif, defensif, dan ofensif.
Teknologi deception memanfaatkan jebakan, seperti honeypots dan honeypots virtual, untuk mengalihkan serangan dan mencegah penyerang melangkah lebih jauh ke dalam jaringan atau mencapai target yang dituju. Dengan mengamati taktik, teknik, dan prosedur yang digunakan oleh penyerang dalam serangan mereka, para pembela jaringan dapat memperoleh wawasan berharga yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat pertahanan.