Apa itu Source Code?

Source code atau kode sumber adalah komponen utama dari sebuah program komputer yang dibuat oleh programmer. Isinya bisa berupa fungsi, definisi, pemanggilan method, dan berbagai pernyataan operasional lainnya. Source code ditulis dengan format yang mudah dibaca dan dipahami manusia, terutama developer atau siapa pun yang ingin mengembangkan atau belajar dari program tersebut.

Contohnya, saat seorang programmer mengetikkan baris kode dalam bahasa C di Notepad Windows dan menyimpannya sebagai file teks, file tersebut sudah bisa disebut sebagai source code.

Source code dan object code sering disebut sebagai versi “sebelum” dan “sesudah” dari program yang sudah dikompilasi. Tapi ini nggak berlaku untuk bahasa scripting (kayak JavaScript) yang langsung dijalankan tanpa dikompilasi terlebih dahulu.

Programmer biasanya menulis source code menggunakan text editor, visual programming tool, atau IDE seperti SDK. Dalam pengembangan aplikasi besar, biasanya juga digunakan sistem manajemen kode untuk memisahkan versi dan mengatur revisi file source code.

Lisensi Source Code

Source code bisa bersifat proprietary (kode milik pribadi/perusahaan) atau open source. Dan jenis lisensinya tergantung dari kategori ini.

Misalnya saat kamu install Microsoft Office, kamu cuma dapat file executable-nya aja. Source code-nya bersifat proprietary alias tertutup. Microsoft nggak ngasih akses ke kode aslinya karena ingin melindungi hak cipta dan mencegah modifikasi yang bisa bikin program rusak atau jadi celah keamanan.

Sebaliknya, kalau kamu install Apache OpenOffice, kamu bisa akses, edit, bahkan kontribusi ke source code-nya karena software ini open source.

Vendor software proprietary seperti Microsoft jarang membagikan source code demi menjaga properti intelektual dan keamanan. Sering kali, lisensi proprietary bahkan secara tegas melarang pengguna untuk membongkar atau mengubah kode.

Sebaliknya, dalam dunia open source, source code memang sengaja dibuka agar bisa dikembangkan bersama-sama. Kolaborasi ini sering menghasilkan software yang lebih aman dan stabil. Kamu bisa menggunakan dan memodifikasi source code open source di bawah lisensi publik seperti GNU GPL.

Tujuan Source Code

Selain menjadi pondasi utama dalam pembuatan software, source code punya fungsi lain yang nggak kalah penting. Misalnya, user yang paham bisa dengan mudah kustomisasi instalasi software sesuai kebutuhan mereka.

Developer lain juga bisa menggunakan source code untuk bikin program serupa di platform berbeda. Tanpa instruksi dari source code, proses ini akan jauh lebih sulit.

Dengan akses ke source code, programmer juga bisa saling berbagi, belajar, dan bahkan memakai sebagian kodenya untuk proyek lain. Ini bisa jadi kontribusi nyata ke komunitas open source.

Struktur Source Code

Source code bisa ditulis menggunakan banyak jenis program editor. Berikut contoh sederhana source code program “Hello World” dalam bahasa C:

 /* Hello World program */ #include<stdio.h> main() { printf("Hello World"); }

Meski seseorang nggak punya background IT, tetap bisa ngerti kalau program ini bertujuan untuk menampilkan tulisan “Hello World”. Tapi biar bisa dijalankan oleh komputer, kode ini harus diterjemahkan ke bahasa mesin dulu lewat compiler — dalam hal ini compiler C.

Hasil dari proses kompilasi disebut sebagai object code, yaitu file biner yang isinya angka 1 dan 0 (binary), dan nggak bisa dibaca manusia dengan mudah. Object code inilah yang nantinya dikaitkan dan dijalankan sebagai file executable.

Untuk kolaborasi tim, biasanya digunakan sistem manajemen kode sumber. Ini membantu developer biar nggak saling timpa kerjaan, bisa tracking revisi, dan tetap sinkron.

Sejarah Singkat Source Code

Menentukan awal mula source code itu agak subjektif. Software pertama kali ditulis dalam bentuk biner di tahun 1940-an, dan bisa dibilang itu juga bentuk awal source code.

Salah satu contoh pertama source code seperti yang kita kenal sekarang dibuat oleh Tom Kilburn di tahun 1948. Ia menulis program digital pertama yang disimpan di memori komputer dan berhasil menyelesaikan persamaan matematika.

Handwritten diagram of Kilburn's highest factor routine
Diagram tulisan tangan dari program “highest factor” karya Tom Kilburn.

Di tahun 1950–an dan 60–an, source code sering diberikan secara gratis bersama software-nya. Bahkan sebelum era internet, majalah komputer sering mencetak source code di halamannya. Pembaca harus mengetik ulang karakter demi karakter untuk bisa menjalankannya.

Masuk ke era floppy disk, biaya untuk berbagi source code jadi lebih murah. Dan tentu saja, internet akhirnya bikin distribusi kode jadi makin mudah dan cepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *