Apa itu Synthetic Monitoring?
Synthetic monitoring adalah metode pemantauan sistem dengan mensimulasikan interaksi pengguna menggunakan perangkat lunak. Data dari simulasi ini dianalisis untuk mengevaluasi kinerja sistem, misalnya untuk mengukur waktu muat halaman, respons, dan uptime suatu situs web.
Dengan synthetic monitoring, tim dapat menilai bagaimana sistem akan merespons permintaan pengguna sebelum digunakan secara nyata. Teknik ini memungkinkan pemantauan secara proaktif, termasuk untuk permintaan yang jarang terjadi dan mungkin tidak tercakup dalam data pengguna aktual. Oleh karena itu, synthetic monitoring juga disebut active monitoring.
Bagaimana Cara Kerja Synthetic Monitoring?
Umumnya, proses synthetic monitoring dilakukan dalam lima tahap:
- Tim QA atau developer menulis skrip untuk mengirim permintaan ke sistem.
- Skrip dijalankan untuk mensimulasikan transaksi.
- Perangkat lunak pemantauan mengumpulkan data dari transaksi tersebut.
- Data dianalisis untuk menilai apakah sistem memenuhi syarat performa dan ketersediaan.
- Jika perlu, sistem diperbarui dan diuji ulang.
Pemantauan ini biasanya otomatis, namun bisa juga dilakukan manual — meskipun pendekatan manual sulit untuk diskalakan.
Synthetic Monitoring vs Real User Monitoring
Selain synthetic monitoring, ada juga metode real user monitoring (RUM) yang menganalisis data dari transaksi nyata pengguna. Perbedaan utamanya terletak pada sumber data — synthetic monitoring dari simulasi, sedangkan RUM dari interaksi pengguna sesungguhnya.
Synthetic monitoring cocok digunakan sebelum sistem diluncurkan ke produksi, sedangkan RUM lebih efektif dalam mendeteksi masalah pada sistem yang sudah aktif.
Jenis-Jenis Synthetic Monitoring
- Performance monitoring: Mengukur apakah sistem memenuhi batas waktu respon tertentu.
- Load testing: Menguji sistem dengan permintaan dalam jumlah besar untuk menilai ketahanannya.
- Transaction monitoring: Mensimulasikan jenis permintaan tertentu, seperti fitur baru sebelum diproduksi.
- Component monitoring: Menguji bagian tertentu dari sistem seperti layanan mikro (microservice).
- API monitoring: Menguji kinerja dan keandalan API.
Kelebihan dan Tantangan Synthetic Monitoring
Kelebihan:
- Validasi performa: Menemukan potensi masalah sebelum berdampak ke pengguna.
- Benchmarking: Menetapkan tolok ukur performa sistem.
- Pengujian khusus: Mensimulasikan pengalaman pengguna dengan kebutuhan atau lokasi tertentu.
Tantangan:
- Lingkup terbatas: Hanya menguji transaksi yang disimulasikan, tidak selalu mencerminkan interaksi nyata.
- Beban sistem meningkat: Jika dilakukan pada sistem produksi, bisa menambah beban.
Tools Synthetic Monitoring
Beberapa platform APM modern seperti Datadog, Dynatrace, dan New Relic menyediakan fitur synthetic monitoring. Meski bisa membangun alat sendiri dengan skrip khusus, penggunaan platform siap pakai jauh lebih efisien karena memudahkan dalam penulisan, pelaksanaan, dan analisis hasil uji.
Pelajari lebih lanjut tentang synthetic monitoring dan teknik pemantauan lainnya untuk meningkatkan performa dan ketersediaan aplikasi Anda.