Apa itu HTML5 mobile app?
HTML5 mobile app adalah sebuah aplikasi web yang dikembangkan menggunakan versi 5 dari Hypertext Markup Language—standar konten web yang dirancang untuk perangkat genggam seperti smartphone dan tablet. HTML5 memungkinkan fungsi yang lebih kompleks dibanding versi sebelumnya, mendukung konsistensi desain, dan membuat kode lebih mudah dibaca. Hampir semua perangkat mobile saat ini sudah mendukung HTML5, dan karena kodenya hanya ditulis satu kali, proses pengembangan aplikasi untuk berbagai platform mobile jadi lebih sederhana.
HTML5 untuk pengembangan aplikasi mobile
Aplikasi HTML5 dirancang agar bisa berfungsi di layar kecil perangkat genggam dan dapat digunakan di browser web standar apa pun. Aplikasi ini termasuk dalam pengembangan lintas platform karena bisa berjalan di platform mana pun, termasuk Android, iPhone, dan Windows. HTML5 juga menjadi dasar bagi banyak alat pengembangan aplikasi lintas platform seperti Apache Cordova dan Rhodes.
Karena sudah menjadi standar web yang diakui, HTML5 cocok untuk membuat aplikasi yang tidak hanya kompatibel dengan perangkat mobile, tetapi juga bisa diakses lewat browser desktop dan notebook. Ini memungkinkan desainer aplikasi menciptakan pengalaman yang konsisten di semua perangkat dan browser yang digunakan oleh pengguna.
Selain itu, aplikasi mobile berbasis HTML5 berjalan langsung dari web, bukan disimpan secara lokal di perangkat. Jadi, pengguna tidak perlu mengunduh pembaruan untuk melihat konten terbaru atau menggunakan aplikasinya. Aplikasi dikirimkan lewat browser perangkat mobile.
Kelebihan dan kekurangan HTML5 mobile app
HTML5 bisa mengurangi kompleksitas, biaya, dan waktu yang biasanya dibutuhkan untuk membuat aplikasi mobile. Ia juga mendukung berbagai perangkat yang umum digunakan di lingkungan BYOD (bring your own device) di perusahaan. HTML5 menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang aplikasi untuk tiap jenis perangkat, memungkinkan pengembang merilis produknya lebih cepat ke berbagai app store dan menjangkau lebih banyak pengguna potensial.
Kelebihan lainnya, karena berbasis web, konten dalam HTML5 mobile app bisa dicari (searchable). Konten pun bisa diperbarui dengan cepat dan dari jarak jauh sesuai kebutuhan atau permintaan pengguna. Ini juga bisa meningkatkan upaya SEO organisasi atau pemilik aplikasi.
Keuntungan lain dari aplikasi HTML5 antara lain:
- Software pihak ketiga bisa digunakan untuk menambah kapabilitas aplikasi HTML5 agar mendekati kemampuan aplikasi native.
- Alat lintas platform bisa digunakan untuk mengakses fitur native seperti kamera, lokasi, dan kontak.
- Pengembang punya fleksibilitas dalam merancang pengalaman pengguna (UX).
- Aplikasi bisa dengan mudah disebarluaskan menggunakan alat JavaScript open-source.
- Memperbaiki bug, melakukan pembaruan, dan testing langsung juga mudah dilakukan di aplikasi HTML5.
Namun begitu, ada juga kekurangan. Beberapa aplikasi HTML5 tidak bisa berjalan dengan baik—atau bahkan tidak bisa jalan sama sekali—jika koneksi internet terputus. Bahkan ketika koneksi stabil, aplikasi HTML5 bisa lebih lambat dan kurang efisien dibanding aplikasi native. Aplikasi yang sering akses ke sensor atau butuh performa tinggi dan latensi rendah juga kurang cocok dibangun dengan HTML5.
Masalah lain adalah HTML5 apps sering bergantung pada sistem dan software pihak ketiga. Jika ada rilis terburu-buru atau perubahan mendadak pada API, aplikasinya bisa rusak atau tidak berjalan. Fungsionalitas lintas platform juga kadang tidak konsisten karena tiap platform bisa punya kebiasaan UI yang berbeda (contohnya: swipe up vs swipe down untuk fitur sistem tertentu). Selain itu, beberapa framework HTML5 juga rentan terhadap serangan injeksi kode.
HTML5 vs. Native app
Tidak seperti aplikasi HTML5, aplikasi native dibangun dengan bahasa dan platform spesifik. Mereka dirancang untuk tujuan tertentu dan tidak bisa dijalankan di platform lain. Pengembang juga harus memelihara kodebase terpisah untuk tiap platform, yang bisa jadi beban besar—sesuatu yang tidak perlu di aplikasi HTML5.
Masalah lain dari native app adalah perlunya tim pengembang berbeda untuk menyediakan dukungan lintas platform (misalnya, untuk pengguna Android dan iOS). Ini jelas bisa meningkatkan biaya pengembangan.
Meski begitu, native app punya keunggulan performa di kondisi tertentu karena mereka dikompilasi (sementara HTML5 tidak). Native app juga lebih baik dalam hal gesture multi-sentuh, GPS, dan pengalaman visual yang kaya karena bisa memanfaatkan elemen bawaan dari platform yang digunakan.
Secara umum, native app cocok untuk aplikasi yang ingin memberikan pengalaman immersive atau ingin fitur-fitur spesifik yang sulit diwujudkan dengan HTML5. Sementara HTML5 cocok digunakan kalau aplikasi tidak butuh akses ke sensor perangkat atau kalau tujuan utamanya adalah merilis cepat ke pengguna, bukan tampilannya atau UI/UX-nya.
Pendekatan ketiga yang disebut aplikasi hybrid dipercaya sebagai gabungan terbaik dari HTML5 dan native. Aplikasi hybrid di-host di dalam aplikasi native dan menggunakan kode HTML5 yang diluncurkan oleh program container atau wrapper yang ditulis dalam kode native sistem operasi mobile tertentu. Mereka juga memakai elemen dari aplikasi native. Karena menggabungkan HTML5 dan fitur native, hanya sebagian kode yang perlu ditulis ulang agar aplikasinya bisa berjalan di platform berbeda.