Apa itu bus network?
Bus network adalah jenis topologi jaringan area lokal atau LAN di mana setiap node — bisa berupa workstation atau perangkat lainnya — terhubung ke satu kabel utama yang disebut bus. Semua perangkat yang terhubung ke bus bisa saling berkomunikasi dalam satu segmen jaringan yang sama.
Topologi bus network ini cukup simpel dan andal. Kalau ada satu perangkat yang error atau rusak, perangkat lain tetap bisa komunikasi. Gangguan besar baru terjadi kalau kabel bus-nya sendiri putus atau bermasalah di salah satu titik. Selain itu, topologi ini gampang dikembangkan — tinggal tambahkan node baru di mana saja sepanjang kabel utama.
Contoh di bawah ini menunjukkan bus network dengan lima stasiun. Setiap stasiun digambarkan sebagai bola, bus-nya adalah garis horizontal tebal, dan koneksi tiap perangkat ke bus ditunjukkan dengan garis vertikal.

Namun, ada juga beberapa keterbatasan dari topologi bus. Misalnya, panjang kabel bus terbatas karena sinyal bisa melemah seiring jarak. Memang bisa pakai repeater buat memperkuat sinyal agar kabel bisa lebih panjang, tapi biasanya malah muncul masalah lain kayak gema sinyal, yang bikin performa malah turun kalau jaraknya terlalu jauh.
Selain itu, topologi ini kurang cocok kalau posisi perangkat tersebar jauh dan nggak berada di sepanjang satu garis lurus. Dalam kasus seperti ini, topologi seperti ring, mesh, atau star biasanya lebih fleksibel dan hemat biaya.
Bagaimana cara kerja bus network?
Setiap perangkat dalam bus network terhubung lewat kartu jaringan fisik ke satu kabel utama — si bus tadi — untuk mengirim dan menerima data dari perangkat lain. Kalau ada satu perangkat mengirim data, data tersebut akan broadcast ke semua perangkat di jaringan. Tapi cuma perangkat yang dituju yang akan memproses data itu. Dalam konteks Ethernet, hal ini diatur lewat alamat MAC (media access control) yang disisipkan dalam data frame.
Bus network bekerja dalam mode half-duplex dan cuma punya satu collision domain. Artinya, satu perangkat cuma bisa kirim atau terima data secara bergantian, nggak bisa dua arah sekaligus. Jadi, kalau lagi kirim data, nggak bisa sekaligus nerima. Karena itu, dibutuhkan mekanisme kontrol, misalnya CSMA/CA, di mana perangkat memantau apakah jalur sedang dipakai sebelum mengirim data. Alternatif lainnya bisa pakai time-division multiplexing, yang ngatur waktu kirim masing-masing perangkat secara bergantian.
Apa keuntungan dari bus network?
- Mudah dipasang. Topologi bus cocok buat setup yang sederhana, misalnya beberapa perangkat yang tersusun dalam garis. Kabel yang dibutuhkan juga lebih sedikit dibanding topologi lain kayak ring atau star.
- Cukup andal. Dibandingkan topologi ring, bus dianggap lebih stabil. Kalau ada perangkat baru ditambahkan, dicabut, atau rusak, umumnya nggak bakal ganggu koneksi perangkat lainnya.
- Mudah diperluas. Bisa diperluas dengan bantuan repeater buat memperpanjang sinyal. Tapi ingat, penggunaan repeater sebaiknya dibatasi dan dipasang oleh teknisi berpengalaman, karena kalau nggak bisa timbul masalah baru kayak echo sinyal.
Apa kelemahan dari bus network?
- Kurang efisien. Karena bekerja dalam mode half-duplex, topologi bus kurang efisien dibanding full-duplex yang memungkinkan data dikirim dan diterima secara bersamaan.
- Kualitas layanan menurun. Karena semua perangkat menerima semua broadcast, bisa terjadi kemacetan jaringan, terutama kalau perangkat yang terhubung makin banyak.
- Sulit diskalakan. Topologi bus susah untuk diskalakan. Ini juga alasan kenapa topologi ini sudah jarang digunakan di jaringan perusahaan modern.
Contoh teknologi bus network?
Salah satu contoh implementasi nyata dari bus network adalah standar 10Base2 atau yang sering disebut thinnet. Ini menggunakan satu kabel koaksial yang dihubungkan dengan konektor BNC (Bayonet Neill-Concelman) untuk mengirim dan menerima frame Ethernet.
Setelah semua perangkat terhubung, kabel bus akan diterminasi di kedua ujung. Tapi, terminator bisa dilepas kalau ingin menambahkan perangkat atau repeater baru, atau memperpanjang jaringan. Walau sekarang 10Base2 udah ditinggalkan karena kalah efisien dari teknologi Ethernet modern, masih banyak gedung lama yang punya kabel thinnet tersembunyi di dinding, langit-langit, atau lemari jaringan mereka.
Seiring banyak karyawan kembali kerja ke kantor dengan sistem hybrid, beberapa perusahaan mungkin perlu meningkatkan infrastruktur jaringan mereka untuk menangani isu keamanan, fleksibilitas, dan akses.