Business sustainability (Bisnis berkelanjutan), atau corporate sustainability, adalah pendekatan perusahaan dalam mengelola aspek lingkungan, sosial, dan keuangan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk mencapai kesuksesan jangka panjang yang etis.
Dalam corporate culture tradisional, isu sosial dan lingkungan sering dianggap bertentangan dengan tujuan finansial. Misalnya, penggunaan sumber daya alam yang tidak terbarukan dianggap tidak berkelanjutan. Tapi karena opsi yang lebih ramah lingkungan biasanya butuh investasi infrastruktur baru, ketergantungan pada bahan bakar fosil sering jadi pilihan termurah dalam jangka pendek.
Namun dalam jangka panjang, beralih ke solusi hijau bisa meningkatkan keberlanjutan perusahaan dengan mengurangi biaya energi, jejak karbon, dan risiko bisnis terkait iklim. Hal yang sama juga berlaku untuk investasi dalam praktik etis dan bertanggung jawab secara sosial—meskipun biayanya lebih besar di awal, tapi bisa memperkuat citra merek, menarik talenta baru, dan membuka peluang relasi publik yang baik, yang akhirnya berujung pada peningkatan profit.
Mengapa business sustainability itu penting?
Perusahaan yang menerapkan prinsip keberlanjutan cenderung lebih mampu menangani tantangan lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Dengan menerapkan strategic management terhadap sumber daya yang dimiliki, perusahaan bisa memberikan dampak positif terhadap lingkungan eksternal. Imbasnya, perusahaan mendapat kepercayaan dari pelanggan, karyawan, masyarakat, investor, dan stakeholder lainnya.
Artikel ini bagian dari
ESG strategy and management: Panduan untuk bisnis
- Termasuk juga:
- 5 manfaat ESG untuk bisnis
- 10 framework ESG terbaik, dijelaskan dan dibandingkan
- 18 software manajemen keberlanjutan yang layak dipertimbangkan
Lima aspek utama yang terkena dampak langsung dari keberlanjutan bisnis antara lain:
- Dampak lingkungan. Perusahaan yang peduli terhadap polusi, limbah, emisi, dan penggunaan sumber daya berlebih mampu mengurangi kerusakan terhadap lingkungan. Contohnya, polusi udara—yang menurut WHO menyumbang 43% kematian akibat penyakit paru obstruktif kronis. Usaha ini jadi daya tarik bagi konsumen dan stakeholder yang peduli lingkungan.
- Daya tarik bagi investor. Program keberlanjutan bisa menurunkan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan jangka panjang. Survei IBM terhadap 5.000 eksekutif menyebutkan 75% merasa upaya keberlanjutan memberikan hasil bisnis lebih baik dan 72% menganggapnya bukan beban biaya, melainkan pendorong pendapatan.
- Daya tarik bagi konsumen. Perusahaan disarankan untuk terbuka soal target keberlanjutan dan progresnya. Tingkat transparency seperti ini membantu membangun kepercayaan dan meningkatkan reputasi.
- Daya tarik bagi karyawan. Perusahaan yang komunikatif tentang inisiatif keberlanjutan cenderung menarik karyawan yang peduli lingkungan. Berdasarkan “Bupa Wellbeing Index 2023”, 42% responden di Inggris bersedia menerima gaji lebih rendah untuk bekerja di perusahaan berkelanjutan.
- Kepatuhan terhadap regulasi. Perusahaan wajib mengungkap risiko lingkungan dari operasi mereka sesuai hukum yang terus berkembang. Praktik keberlanjutan membantu dalam memenuhi regulasi yang ada dan mempersiapkan diri terhadap aturan baru.
Apa saja 3 jenis keberlanjutan?
Tiga pilar utama dalam business sustainability adalah aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dalam dunia korporat, ini dikenal sebagai triple bottom line, yaitu kerangka kerja untuk mengevaluasi dampak bisnis secara menyeluruh, bukan hanya berdasarkan keuntungan jangka pendek.
- Lingkungan: Fokus pada efisiensi energi, pengurangan limbah, dan penggunaan sumber daya secara bertanggung jawab.
- Sosial: Berkaitan dengan CSR, praktik kerja adil, dan kontribusi positif ke masyarakat.
- Ekonomi: Menekankan pada tata kelola perusahaan, manajemen risiko, dan praktik bisnis yang etis dan transparan.
Ketiganya dikenal dengan istilah ESG (Environmental, Social, Governance), yang menjadi acuan penilaian terhadap keberlanjutan perusahaan oleh lembaga pemeringkat seperti dalam ESG score.