Compatibility test adalah pengujian yang digunakan untuk memastikan sebuah aplikasi dapat berjalan dengan baik di berbagai browser, database, sistem operasi (OS), perangkat mobile, jaringan, dan hardware. Compatibility testing termasuk ke dalam jenis non-functional software testing — artinya fokus pada aspek seperti usability, reliability, dan performance — yang bertujuan memastikan aplikasi dapat dipercaya dan memberikan kepuasan bagi user.

Compatibility test sangat krusial untuk memastikan aplikasi bisa berfungsi optimal. Pengujian ini sebaiknya dilakukan setiap kali sebuah build sudah cukup stabil untuk diuji.

Jenis-jenis compatibility test

Ada dua jenis utama dari compatibility testing: backward compatibility testing dan forward compatibility testing.

Backward compatibility testing, juga dikenal sebagai downward compatibility, adalah pengujian versi lama dari aplikasi atau software untuk memastikan tetap bisa berjalan pada hardware/software versi baru.

Backward compatibility penting karena sebagian user mungkin masih menggunakan aplikasi di perangkat lama. Tes ini memastikan build terbaru masih kompatibel dengan device atau OS lama.

Forward compatibility testing adalah pengujian aplikasi/software pada versi hardware/software yang akan datang atau baru, untuk memverifikasi apakah aplikasi lama tetap bisa berjalan di environment terbaru.

Kedua jenis compatibility testing ini mencakup beberapa kategori pengujian yang lebih spesifik, yaitu:

  • Version testing – Memastikan aplikasi kompatibel dengan berbagai versi software.
  • Browser testing – Juga dikenal sebagai cross-browser testing, yaitu memastikan aplikasi berjalan dengan benar di berbagai browser seperti Google Chrome, Firefox, Safari, dan Internet Explorer, termasuk di browser pada berbagai device seperti laptop, iPhone, Android, dan tablet.
  • Hardware testing – Mengevaluasi performa aplikasi dengan berbagai konfigurasi hardware.
  • Software testing – Menguji aplikasi terhadap software lain untuk memastikan integrasi berjalan lancar. Contohnya, apakah aplikasi Microsoft Word kompatibel dengan Microsoft Outlook atau Excel.
  • Network testing – Mengukur performa aplikasi pada berbagai jaringan, seperti 3G, 4G, dan Wi-Fi.
  • Device testing – Memastikan aplikasi berjalan dengan baik pada berbagai device seperti USB device, printer, scanner, dan Bluetooth.
  • Mobile testing – Mengecek performa aplikasi di berbagai perangkat mobile dengan platform yang berbeda, termasuk iOS dan Android OS.
  • OS testing – Memastikan aplikasi dapat berjalan di berbagai sistem operasi seperti Linux, Mac, dan Windows.

Cara kerja compatibility test

Sebelum memulai compatibility test, environment atau platform yang diharapkan bisa mendukung aplikasi harus ditentukan terlebih dahulu. Lalu dibuat test plan untuk memprioritaskan masalah utama yang kemungkinan besar muncul, sementara masalah minor bisa ditunda.

Tergantung produk yang diuji, environment harus disiapkan agar bisa mensimulasikan pengalaman end-user — misalnya desktop, smartphone, laptop, dan tablet — sehingga hasil tes bisa mendekati kondisi nyata user. Penting bagi tester memiliki pengetahuan cukup terkait software, hardware, dan platform yang diuji agar tahu perilaku yang seharusnya muncul dari tiap konfigurasi.

Setelah environment siap, berbagai kategori pengujian dapat dijalankan. Semua bug yang ditemukan harus dilaporkan agar bisa diperbaiki. Setelah itu dilakukan re-test untuk memastikan bug sudah benar-benar teratasi.

Potensi defect saat pengujian

Beberapa defect yang mungkin ditemukan selama compatibility testing antara lain:

  • Perubahan ukuran font
  • Perubahan tampilan UI (look and feel)
  • Perubahan style dan warna CSS
  • Masalah pada scroll bar
  • Masalah alignment konten
  • Konten atau label yang saling tumpang tindih
  • Frame atau table yang rusak

Pentingnya compatibility test

Compatibility test penting karena memastikan aplikasi dapat berjalan dengan baik di semua platform, sehingga user memiliki pengalaman yang konsisten, apa pun environment yang digunakan.

Defect bisa sangat merugikan pengalaman user karena ketidakcocokan pada area seperti versi software yang berbeda, kecepatan internet, konfigurasi hardware, atau resolusi. Oleh karena itu, aplikasi harus diuji di berbagai skenario untuk meminimalisir risiko bug yang bisa menurunkan kualitas produk.

Tools untuk compatibility testing

Banyak tools yang sudah dikembangkan untuk mempermudah proses compatibility testing. Virtual desktop bisa membantu dalam OS compatibility testing dengan cara menjalankan aplikasi pada berbagai OS melalui virtual machine (VM). Beberapa sistem bisa dikoneksikan dan dibandingkan untuk mendapatkan hasil terbaik.

Ada juga berbagai tools khusus untuk browser compatibility, di antaranya:

  • BrowserStack
  • LambdaTest
  • CrossBrowserTesting
  • BrowseEmAll
  • TestingBot
  • Browserling
  • MultiBrowser
  • BrowserSandbox
  • Experitest
  • Functionize
  • Browsershots

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *