Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah strategi yang dilakukan perusahaan untuk tidak hanya fokus pada keuntungan, tapi juga berkontribusi positif terhadap lingkungan sosial di sekitarnya. Istilah ini sering dikaitkan juga dengan corporate citizenship.
CSR menekankan bahwa perusahaan bisa memberikan dampak positif bagi dunia dan turut membantu menciptakan tatanan sosial yang lebih baik. Topik ini cukup penting hingga bisa menarik perhatian board of directors karena CSR mencerminkan budaya perusahaan dan praktik bisnisnya. CSR itu sendiri luas cakupannya, termasuk aspek-aspek manusia seperti praktik tenaga kerja yang etis, baik di internal maupun sepanjang rantai pasokan (supply chain).
Dari dulu, CSR juga sudah dekat dengan kegiatan community engagement dan filantropi. Contoh awal CSR bisa dilihat sejak awal 1900-an ketika para industrialis mendirikan yayasan komunitas untuk membantu tujuan-tujuan sosial tertentu.
Dalam beberapa dekade terakhir, CSR makin erat kaitannya dengan isu keberlanjutan (sustainability) dan lingkungan hidup. Masyarakat, pemerintah, dan organisasi non-profit makin menekan korporasi untuk ambil bagian dalam mengatasi risiko perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya. Oleh karena itu, CSR sekarang juga sering disandingkan dengan Environmental, Social and Governance atau ESG.
Namun, perlu dicatat ada perbedaan antara ESG dan CSR. Kalau CSR lebih berfokus pada strategi jangka panjang dan besar, ESG justru lebih rinci dalam hal keberlanjutan, lingkungan, dan etika yang bisa diukur.
Apa Saja yang Mendorong Adopsi CSR?
- Altruisme. Keinginan perusahaan dan pemiliknya untuk melakukan kebaikan dan membantu komunitas sekitar.
- Tuntutan konsumen. Konsumen makin kritis dan ingin tahu bagaimana perusahaan bersikap secara sosial dan lingkungan.
- Kepuasan karyawan. Orang ingin bekerja di perusahaan yang punya tanggung jawab sosial.
- Reputasi merek. Tanggung jawab sosial bisa meningkatkan atau merusak citra perusahaan.
- Investor. Banyak investor sekarang hanya mau investasi di perusahaan yang punya strategi CSR yang jelas.
- Regulasi. Banyak industri sekarang diatur oleh regulasi yang menuntut tanggung jawab etis dari perusahaan.
Jenis-Jenis Praktik CSR
Tanggung Jawab Lingkungan
- Reduce, reuse, recycle. Mengurangi limbah, mendaur ulang, dan menggunakan kembali produk.
- Offset karbon. Contohnya seperti menanam pohon untuk menyeimbangkan jejak karbon perusahaan. Info lengkap: carbon offset.
- Praktik berkelanjutan. Menerapkan operasi yang ramah lingkungan.
Tanggung Jawab Etis
- Diversity, Equity and Inclusion (DEI). Mendorong kebijakan DEI di perusahaan.
- Perlakuan adil. Memperlakukan karyawan, pelanggan, dan komunitas secara adil dan etis.
Tanggung Jawab Filantropi
- Donasi. Memberikan sumbangan untuk kegiatan amal.
- Matching contribution. Menyamakan kontribusi yang dikumpulkan untuk tujuan sosial tertentu.
- Penggalangan dana komunitas. Mengorganisir event atau kampanye donasi bersama masyarakat.
- Volunteering. Mendukung karyawan untuk terlibat dalam kegiatan sosial secara sukarela.
Tanggung Jawab Ekonomi
- Transparansi. Menyampaikan informasi secara jujur dan terbuka, baik soal keuangan maupun isu sosial.
- Pengembangan kebijakan. Investasi dalam kebijakan dan proses yang mendukung CSR.
- Pelatihan. Memberi edukasi dan pelatihan kepada staf dan manajemen soal tanggung jawab sosial.
Manfaat CSR untuk Bisnis
- Efisiensi biaya. CSR bisa bantu perusahaan mengurangi limbah dan menekan biaya operasional.
- Manajemen risiko. CSR membantu perusahaan menghindari masalah hukum dan risiko sosial/lingkungan.
- Retensi karyawan. Orang cenderung betah di perusahaan yang punya nilai sosial yang baik.
- Loyalitas pelanggan. Konsumen lebih suka brand yang punya nilai yang sama dengan mereka.
- Peluang pasar baru. CSR bisa bantu perusahaan masuk ke pasar yang punya regulasi khusus.
Contoh CSR di Dunia Nyata
- Better World Books. Menjual buku bekas sambil menyumbang buku untuk yang membutuhkan, serta mendukung gerakan literasi.
- Johnson & Johnson. Sejak 1943 sudah punya prinsip CSR dalam kredonya, bahkan sebelum istilah CSR populer.
- Patagonia. Fokus ke gaji layak, praktik fair trade, dan evaluasi sosial terhadap pabrik-pabrik rekanannya.
- Starbucks. Rutin merilis laporan tanggung jawab sosial yang detail tiap tahunnya.
Kesalahan yang Perlu Dihindari dalam CSR
- Rencana jangka pendek. CSR itu maraton, bukan sprint. Fokusnya harus ke dampak jangka panjang.
- Greenwashing. Hindari sekadar tampil hijau padahal tidak ada aksi nyata. Baca: tips anti-greenwashing.
- Janji kosong. CSR harus punya tindakan nyata, bukan cuma slogan.
- Pelaporan tidak konsisten. CSR harus dilaporkan secara transparan dan rutin.
- Kurangnya keterlibatan pemangku kepentingan. Karyawan, investor, dan stakeholder lain harus ikut dilibatkan.