Apa itu enterprise IT (enterprise-class IT)?

Enterprise-class IT (juga dikenal sebagai enterprise-grade atau enterprise IT) adalah hardware, software, dan layanan IT lain yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan organisasi berskala besar. Enterprise-class IT berbeda dengan produk kelas konsumen atau kelas small and medium-sized business (SMB). Tidak ada standar tunggal untuk enterprise-class, namun biasanya menekankan pada reliability, availability, serviceability, kompatibilitas, dan keamanan.

Kebutuhan IT organisasi besar jauh berbeda dibandingkan dengan konsumen individu atau bisnis kecil. Bisnis kecil biasanya mengambil keputusan pembelian terutama berdasarkan biaya dan kecepatan—seberapa cepat dan murah mereka bisa mendapatkan solusi yang dibutuhkan. Sebaliknya, di organisasi besar, faktor lain lebih penting daripada sekadar biaya awal sebuah perangkat.

information technology components and functions
Hardware, software, dan layanan IT lainnya harus memenuhi standar dan kebutuhan yang lebih tinggi di organisasi besar dibandingkan dengan produk kelas konsumen atau SMB.

Sebagai contoh, pikirkan sebuah Ethernet network switch sederhana. Pada bisnis kecil dengan satu atau dua switch, kemungkinan kegagalan perangkat relatif kecil, dan jika terjadi, mereka bisa cepat menggantinya. Dalam kasus ini, switch kelas konsumen yang murah masih bisa diterima. Namun, di organisasi besar yang membutuhkan ribuan switch, kegagalan beberapa unit sangat mungkin terjadi. Karena itu, kemampuan manajemen inventori serta garansi/warranty yang mudah menjadi krusial. Selain itu, jika ditemukan celah keamanan pada switch, organisasi besar membutuhkan manajemen terpusat agar semua perangkat bisa di-update sekaligus, bukan satu per satu dengan proses yang kompleks.

Karakteristik umum enterprise IT

Tidak ada standar baku untuk menentukan apakah sebuah produk atau layanan bisa disebut enterprise-class. Namun, ada sejumlah aspek umum yang biasanya menjadi pertimbangan apakah sebuah produk dapat memenuhi kebutuhan organisasi besar.

Reliability. Untuk software/layanan, apakah ada service-level agreement (SLA) atau jaminan uptime demi reliabilitas? Untuk hardware, berapa mean time to failure? Apakah perlu preventive maintenance? Bisakah perangkat bekerja 24/7 pada kapasitas penuh selama umur pakainya?

Compatibility. Apakah produk compatible dengan sistem yang sudah ada? Seberapa mudah produk ini diintegrasikan?

Repairability. Seberapa mudah perangkat diservis? Apakah suku cadang tersedia? Apakah ada kontrak layanan? Apakah mendukung self-maintainer contract?

Support. Bagaimana garansinya? Apakah vendor menyediakan dukungan 24 jam via telepon? Seberapa cepat suku cadang bisa dikirim? Apakah dukungan yang sama tersedia di negara lain tempat perusahaan beroperasi?

Lifecycle management. Berapa lama produk akan didukung vendor? Berapa lama notifikasi sebelum versi lama dihentikan dan diganti dengan versi baru? Saat produk mencapai end-of-life, apa opsi yang tersedia: mengganti, menjual, atau mendaur ulang?

asset lifecycle management
Biaya manajemen produk IT sepanjang lifecycle-nya — dari perencanaan, akuisisi, integrasi, maintenance, hingga pensiun — menjadi aspek penting dalam enterprise IT.

Scalability. Apakah produk bisa scale mengikuti pertumbuhan? Seberapa mudah menambah kapasitas baru untuk tujuan scalability?

Availability. Apakah produk bisa dibeli dalam jumlah besar? Apakah tersedia dari beberapa vendor? Apakah bisa diperoleh di negara lain? Apakah vendor menerima purchase order? Bagaimana metode pengirimannya?

Security. Apakah vendor produk dikenal fokus pada keamanan? Bagaimana kebijakan privasi dan data sharing mereka? Seberapa cepat dan sering update keamanan dirilis? Berapa lama produsen berkomitmen menyediakan update keamanan?

Manageability. Bisakah produk dikelola secara terpusat? Seberapa mudah instalasi dan update dilakukan?

TCO. Berapa total cost of ownership (TCO) dari produk ini? Apakah menggunakan spare part yang mahal atau terkunci vendor? Berapa konsumsi listriknya? Apakah ada biaya lisensi tahunan terkait?

Calculating ROI
Total cost of ownership (alias biaya yang dikeluarkan) adalah faktor yang harus dipertimbangkan ketika menghitung return on investment dari sebuah produk enterprise IT.

Karena faktor-faktor di atas, produk enterprise-class IT biasanya lebih mahal daripada produk konsumen sejenis. Namun, karena layanan IT telah menjadi bagian inti dari operasional perusahaan, biaya tambahan ini layak dikeluarkan untuk menjamin kelangsungan bisnis. Misalnya, jika sebuah core router senilai $10.000 mengalami downtime, kerugiannya bisa mencapai jutaan dolar per jam. Maka dari itu, dukungan 24 jam dan penggantian cepat jelas sepadan dengan biayanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *