Apa itu Extended Binary Coded Decimal Interchange Code (EBCDIC)?
Extended Binary Coded Decimal Interchange Code (EBCDIC) adalah skema encoding berbasis delapan bit yang menstandarkan bagaimana karakter alfanumerik, tanda baca, dan simbol lain diinterpretasikan oleh sistem operasi (OS) dan aplikasi komputer. Skema encoding ini biasanya disebut dengan akronim EBCDIC, yang bisa dilafalkan sebagai “ehb-suh-dik” atau “ehb-kuh-dik.”
EBCDIC dikembangkan oleh IBM pada tahun 1963 untuk melengkapi penggunaan punched card yang dipakai dalam penyimpanan dan pemrosesan data di era awal komputasi. Meskipun punched card kini sudah usang, skema encoding ini masih digunakan sampai sekarang, terutama di komputer mainframe dan midrange IBM yang menjalankan sistem operasi IBM Z/OS atau IBM I. Beberapa sistem pihak ketiga juga masih menggunakan standar EBCDIC, seperti mainframe Fujitsu Siemens yang menjalankan OS BS2000.
EBCDIC mirip dengan skema encoding American Standard Code for Information Interchange (ASCII), meskipun keduanya tidak kompatibel. Karena ASCII sudah menjadi standar global yang luas digunakan, saat ini ASCII jauh lebih populer dibanding EBCDIC. Sistem operasi yang mendukung EBCDIC umumnya juga mendukung ASCII, serta Unicode.

Halaman kode EBCDIC
Skema encoding EBCDIC didefinisikan melalui banyak code page yang masing-masing memetakan karakter sesuai kebutuhan tertentu. Setiap code page diidentifikasi dengan Coded Character Set Identifier (CCSID). Satu code page dapat berisi hingga 256 karakter, dengan setiap karakter direpresentasikan oleh nilai biner 8-bit (string berisi delapan angka 0 atau 1). Empat bit pertama menunjukkan tipe karakter — misalnya huruf, angka, atau simbol — sedangkan empat bit terakhir secara unik mengidentifikasi karakter dalam tipe tersebut.

Setiap nilai heksadesimal dalam set karakter EBCDIC memiliki padanan nilai biner. Misalnya, nilai biner dari hex A7 adalah 1010 0111. Empat bit pertama, 1010, setara dengan hex A dan menunjukkan bahwa karakter tersebut adalah huruf kecil atau karakter khusus tertentu. Huruf kecil juga bisa diawali dengan nilai biner 1000 (hex 8) atau 1001 (hex 9).
Empat bit terakhir untuk huruf x adalah 0111. Nilai ini unik dalam kelompok karakter yang dimulai dengan 1010 (hex A), tetapi tidak unik di seluruh code page. Misalnya, huruf kapital P memiliki nilai biner 1101 0111 (hex D7). Empat bit terakhirnya sama dengan huruf x.
Karakter-karakter dalam sebuah code page EBCDIC juga dapat direpresentasikan dengan nilai desimal 0 sampai 255. Misalnya, nilai desimal untuk huruf kecil x adalah 167, sedangkan untuk huruf kapital P adalah 215. Gambar 3 menunjukkan contoh karakter dalam code page CCSID 37, lengkap dengan padanan biner, desimal, dan heksadesimalnya.

Meskipun code page EBCDIC masih digunakan, kebanyakan komputer modern lebih mengandalkan skema encoding ASCII dan Unicode, yang memiliki set code page masing-masing. Code page EBCDIC tidak kompatibel dengan jenis code page lain. Gambar 4 memperlihatkan beberapa perbedaan antara encoding EBCDIC dan ASCII. Misalnya, EBCDIC memberi nilai biner 1100 0001 (hex C1) untuk huruf kapital A, sedangkan ASCII menggunakan nilai biner 0100 0001 (hex 41).

Karena ada berbagai skema encoding, terkadang diperlukan konversi file kode dari satu skema ke skema lain. Konversi ini bisa dilakukan menggunakan software konversi khusus atau layanan tertentu. Misalnya, vEdit menyediakan software sekaligus layanan konversi, sementara Microsoft Azure Logic App memungkinkan konversi EBCDIC ke ASCII. Selain itu, Z/OS UNIX dapat secara otomatis mengonversi data dari ASCII ke EBCDIC.
Lihat juga cara mengonversi biner ke desimal dan sebaliknya, serta pelajari tentang binary-coded decimal dan penggunaannya.