Apa itu Google ChromeOS?
Google ChromeOS, sebelumnya dikenal sebagai Chrome OS, adalah sistem operasi (OS) lightweight yang dibangun di atas ChromiumOS, sebuah OS open source yang berbagi code base dengan ChromeOS. Dibandingkan Windows 11, ChromeOS hanya butuh sekitar seperempat ruang disk dan bisa melakukan booting dalam hitungan detik.
Pada Juli 2009, Google merilis source code ChromeOS sebagai bagian dari The Chromium Projects, yaitu project yang mengelola pengembangan browser Chromium dan sistem operasi ChromiumOS. ChromiumOS, dan secara ekstensi ChromeOS, dibangun di atas kernel Linux dan bisa dijalankan di prosesor Intel x86 maupun Arm. Source code ChromiumOS bisa diunduh gratis dan tersedia di bawah lisensi Berkeley Software Distribution (BSD).
Karena ChromeOS berbagi code base yang sama dengan ChromiumOS, ChromeOS dianggap sebagai OS yang sebagian open source. Namun, ChromeOS juga punya fitur tambahan yang tidak ada di ChromiumOS, seperti verified boot dan recovery yang mudah. Fitur-fitur ini dikelola langsung oleh Google dan bersifat proprietary. Selain itu, ChromeOS juga punya kapabilitas lain yang tidak didukung oleh ChromiumOS, misalnya dukungan koneksi seluler dan set API miliknya sendiri.
Google tidak menyediakan source code ChromeOS untuk diunduh. Yang bisa diunduh hanya source code ChromiumOS. Bahkan, ChromeOS tidak bisa diunduh dalam bentuk apa pun. Sebagai gantinya, Google bekerja sama dengan OEM (Original Equipment Manufacturer) seperti Acer, Asus, Hewlett Packard, Lenovo, dan Samsung, untuk membuat hardware yang sudah dioptimalkan untuk OS ini. Jadi, satu-satunya cara mendapatkan ChromeOS adalah membeli perangkat yang sudah terpasang OS tersebut, misalnya Samsung atau Lenovo Chromebook.
ChromeOS mendapatkan update otomatis di background dengan gangguan minimal. Fitur auto-update ini memungkinkan Google mengirim update keamanan ke perangkat ChromeOS secara berkala. Dulu, user tidak bisa menghentikan update otomatis ini, tapi sekarang Google memberi lebih banyak kontrol ke user maupun admin terkait proses update.
Menjalankan aplikasi di ChromeOS
Saat pertama kali dirilis, perangkat ChromeOS hanya bisa menjalankan satu aplikasi lokal, yaitu browser Chrome. Namun sekarang, user punya lebih banyak opsi untuk menjalankan aplikasi, meskipun fokus utama tetap ada di browser.
Chrome menyediakan environment yang cukup powerful untuk menjalankan berbagai macam web app. Inilah salah satu alasan kenapa Chrome menguasai pangsa besar di pasar browser. Menurut Statcounter GlobalStats, per Desember 2023, pangsa pasar global Chrome mencapai 64,73%. Karena popularitas browser ini, banyak web app yang dikembangkan khusus untuk Chrome atau dioptimalkan agar jalan maksimal di Chrome, sehingga kadang tidak berfungsi sebagaimana mestinya di browser lain.
Selain web app standar, ChromeOS juga mendukung Progressive Web Apps (PWAs), yaitu jenis web app khusus yang berperilaku mirip desktop app tradisional, tapi dibangun dengan teknologi web. User bisa menginstal PWAs seperti desktop app, mengaksesnya via ChromeOS launcher, menempelkan shortcut di shelf, bahkan membuka file langsung dari dalam aplikasi. Banyak PWAs juga mendukung input sentuhan perangkat, bahkan beberapa bisa digunakan dengan stylus.
User ChromeOS juga bisa memanfaatkan koleksi besar extension yang tersedia di Chrome. Extension ini bekerja bersama browser untuk menambah kapabilitasnya. Developer membuat extension dengan menggunakan Extensions API milik Chrome, yang menyediakan namespace berisi method dan properti untuk mendefinisikan fungsionalitas. User bisa menemukan extension ini di Chrome Web Store, yang mengorganisasikannya dalam kategori seperti Productivity, Developer Tools, Accessibility, dan Social & Communication.
Selain web app dan extension, sekarang user juga bisa menginstal aplikasi Android di perangkat ChromeOS. Pada tahun 2016, Google menghadirkan Google Play Store ke OS ini, sehingga user bisa menjalankan aplikasi Android yang sama dengan yang mereka gunakan di smartphone Android.
Kehadiran aplikasi Android menjadi salah satu milestone besar dalam sejarah ChromeOS. Walaupun tidak semua aplikasi cocok dengan environment ChromeOS, banyak yang bisa jalan dengan baik, dan Google terus meningkatkan support untuk aplikasi Android. Kini, ChromeOS menjalankan versi penuh dari Android framework, sehingga developer bisa membuat satu Android Package Kit (APK) yang bisa diskalakan untuk perangkat ChromeOS.
Google juga memungkinkan user untuk menjalankan aplikasi Linux di perangkat ChromeOS. Fitur ini terutama ditujukan untuk developer yang ingin menjalankan aplikasi Linux sebagai bagian dari workflow development di samping aplikasi ChromeOS. Ketika fitur ini diaktifkan, sebuah terminal akan dipasang sehingga user bisa menjalankan command-line tools. Mereka juga bisa menginstal GUI, misalnya IDE, yang akan muncul di launcher bersama aplikasi lain.
Bagi user di lingkungan enterprise, ada opsi untuk menjalankan aplikasi Windows di perangkat ChromeOS. Salah satunya dengan menginstal Parallels Desktop for ChromeOS. Parallels Desktop menyediakan environment virtual untuk menjalankan Windows OS dan aplikasi Windows. Alternatif lainnya adalah platform Cameyo Virtual App Delivery, yang sekarang sudah terintegrasi dengan ChromeOS. Platform ini menjalankan aplikasi Windows sebagai PWA, sehingga bisa berdampingan dengan aplikasi jenis lain.