Apa itu Jitter?

Jitter adalah penyimpangan atau perubahan posisi dari pulsa sinyal dalam sinyal digital berfrekuensi tinggi. Penyimpangan ini bisa berupa perubahan dalam amplitudo, waktu fase, atau lebar pulsa sinyal.

Jitter bisa menyebabkan monitor berkedip, memengaruhi performa prosesor di desktop atau server, menimbulkan suara aneh seperti klik dalam sinyal audio, hingga menyebabkan hilangnya data yang dikirim antardevais jaringan. Batas toleransi jitter sangat bergantung pada jenis aplikasinya.

Dalam jaringan Internet Protocol (IP), jitter merujuk pada variasi latensi dalam aliran paket antara dua sistem ketika beberapa paket butuh waktu lebih lama untuk sampai ke tujuan. Jitter bisa disebabkan oleh kemacetan jaringan, perubahan waktu sinkronisasi, dan perubahan rute.

Jitter sangat bermasalah dalam komunikasi real-time seperti VoIP dan video conference. Ini juga menjadi tantangan dalam skenario desktop virtual seperti VDI. Jitter dapat menyebabkan gangguan suara atau gambar yang mengurangi kualitas komunikasi.

Penyebab Jitter

Beberapa penyebab umum jitter antara lain:

  • Performa perangkat keras yang buruk. Menggunakan perangkat jaringan lama seperti switch, kabel, atau router lawas bisa memicu jitter.
  • Kapasitas bandwidth yang tidak cukup. Ketika terlalu banyak perangkat aktif memakai jaringan, performa akan menurun karena bandwidth yang dipakai melebihi kapasitas.
  • Jaringan nirkabel. Koneksi wireless cenderung lebih tidak stabil dibanding kabel. Maka dari itu, koneksi kabel bisa memberikan pengalaman pengguna (UX) yang lebih baik untuk video call dan voice call.
  • Tidak menerapkan prioritas paket. Dalam sistem VoIP, jitter terjadi saat data audio tidak diprioritaskan dibanding lalu lintas jaringan lainnya.

Jenis-jenis Jitter

Beberapa tipe jitter yang umum ditemui antara lain:

  • Constant jitter. Variasi delay antar paket yang terjadi secara konstan.
  • Transient jitter. Delay yang tiba-tiba dan signifikan, tapi hanya pada satu paket.
  • Short-term delay variation. Delay meningkat selama beberapa paket sekaligus, biasanya disebabkan oleh kemacetan jaringan atau perubahan rute.

Metrik Pengukuran Jitter & Cara Melakukannya

Pengukuran jitter dilakukan dengan menghitung rata-rata waktu delay antar paket. Beberapa cara pengukuran berdasarkan jenis lalu lintasnya:

  • Voice traffic. Pengukuran bisa dilakukan dari satu endpoint atau dua endpoint.
  • Single endpoint. Hitung round-trip time (RTT) rata-rata dan RTT minimum dari beberapa paket suara — dikenal sebagai ping jitter test.
  • Double endpoint. Gunakan pengukuran jitter instan — mengukur variasi waktu kirim dan terima per paket.
  • Bandwidth test. Uji kecepatan upload/download serta waktu jitter dari koneksi internet pengguna.

Cara paling mudah untuk menguji jitter adalah lewat bandwidth test. File dikirimkan ke komputer lain dalam jaringan, dan waktu unduh file tersebut diukur. Hasilnya akan menunjukkan kecepatan data (dalam Kbps atau Mbps) dan potensi jitter.

Namun, hasil bisa bervariasi tergantung pada lalu lintas internet, ukuran file, kondisi jaringan, dan beban server saat pengujian. Maka sebaiknya uji dilakukan beberapa kali untuk dapatkan rata-rata.

Berapa Batas Jitter yang Masih Bisa Diterima?

Idealnya, jitter berada di bawah 30 milidetik. Packet loss sebaiknya tidak lebih dari 1%, dan latensi tidak lebih dari 150 ms satu arah atau 300 ms RTT.

Kalau jitter-nya kecil, biasanya tidak akan berdampak terlalu signifikan pada koneksi.

Namun, beberapa aplikasi punya toleransi jitter yang berbeda-beda. Misalnya, panggilan suara lebih sensitif terhadap jitter dibanding email. Jadi, semuanya tergantung pada jenis layanan yang digunakan dan bagaimana kualitas koneksi dipersepsikan oleh pengguna.

Cara Mengurangi Jitter

Beberapa cara efektif buat mengurangi jitter antara lain:

  • Gunakan jitter buffer. Buffer bisa menahan paket data sebelum dikirim ke aplikasi, lalu mengirimkannya secara konsisten, meredam variasi timing antar paket.
  • Upgrade kabel Ethernet. Kabel dan switch lama bisa menjadi penyebab jitter. Kabel baru bisa mentransfer data sampai 250 MHz, dibanding kabel lama yang cuma 125 MHz.
  • Kurangi penggunaan bandwidth yang tidak perlu saat jam kerja. Misalnya, streaming video atau gaming online sebaiknya dihindari saat jaringan dipakai untuk pekerjaan.
  • Jadwalkan update di luar jam kerja. Update OS dan aplikasi sebaiknya dilakukan setelah jam kerja agar tidak mengganggu bandwidth utama.

Cara lain yang bisa dicoba adalah memilih jalur jaringan paling stabil jika tersedia beberapa opsi rute, atau menggunakan algoritma untuk memilih jalur tercepat dan paling andal.

Tools untuk Monitoring Jaringan

Beberapa tools monitoring jaringan bisa bantu mengukur dan menampilkan data tentang jitter dan masalah jaringan lain:

SolarWinds VoIP and Network Quality Manager (VNQM)

Tool ini khusus memonitor performa panggilan VoIP dan CDR (call detail records). Mengukur metrik seperti jitter, latensi, packet loss, dan mean opinion score (MOS).

Fitur utamanya antara lain:

  • Pemantauan WAN secara real-time;
  • Pemecahan masalah kualitas panggilan VoIP;
  • Visualisasi jalur panggilan VoIP;
  • Monitoring gateway Cisco VoIP dan antarmuka PRI.

PRTG (Paessler Router Traffic Grapher) Network Monitor

PRTG dapat mendeteksi jitter dan memantaunya terus-menerus. Menggunakan “sensor” untuk memantau elemen spesifik dalam sebuah perangkat. Biasanya, satu sensor memantau satu nilai seperti traffic port switch, CPU load, atau kapasitas penyimpanan.

PRTG memiliki 4 sensor utama untuk jitter:

  1. QoS Round Trip Sensor. Mengukur jitter (ms), packet loss, latency, dan MOS.
  2. QoS One Way Sensor. Memonitor kualitas koneksi satu arah antara dua probe PRTG.
  3. Cisco IP SLA Sensor. Menggunakan SNMP untuk memantau layanan IP SLA Cisco.
  4. Ping Jitter Sensor. Fokus khusus untuk jitter, menggunakan serangkaian ping untuk mengukurnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *