Apa itu Letter of Intent (LOI)?
Letter of Intent (LOI) atau Surat Pernyataan Niat adalah dokumen tertulis yang bersifat tidak mengikat secara hukum, dan berfungsi untuk menjelaskan kesepakatan awal antara dua pihak atau lebih sebelum perjanjian legal difinalisasi. Biasanya digunakan dalam transaksi bisnis seperti merger dan akuisisi, kerja sama joint venture, hingga sewa properti.
Apa saja yang biasanya ada dalam Letter of Intent?
Secara umum, isi dari LOI mencakup hal-hal berikut:
- Nama dan kontak pihak-pihak yang terlibat.
- Deskripsi transaksi atau kerja sama yang direncanakan.
- Ketentuan awal yang diusulkan.
- Timeline atau jadwal pelaksanaan transaksi.
- Klausul kerahasiaan (confidentiality clause).
Kenapa Letter of Intent itu penting?
LOI punya peran penting dalam proses awal kerja sama bisnis. Pertama, LOI membantu menjelaskan detail kesepakatan awal sehingga semua pihak punya pemahaman yang sama. Ini meminimalkan miskomunikasi yang bisa bikin proses transaksi jadi kacau.
Selain itu, LOI juga bisa membangun kepercayaan antar pihak dengan menunjukkan bahwa semua punya visi dan niat yang sama. Dengan menjabarkan ekspektasi dari awal, proses negosiasi dan finalisasi bisa berjalan lebih cepat.
Contohnya, jika dua perusahaan ingin melakukan merger, mereka bisa membuat LOI yang menjelaskan nilai merger, rasio pertukaran saham, dan target waktu pelaksanaan. Hal ini bikin kedua pihak lebih siap dan mencegah potensi masalah pasca kesepakatan.
Apa saja risiko dari Letter of Intent?
Walau berguna, LOI juga punya beberapa risiko. Pertama, karena sifatnya tidak mengikat, LOI tidak menjamin transaksi akan terjadi. Jadi, meskipun sudah ditandatangani, salah satu pihak bisa saja mundur tanpa kewajiban hukum. Meski begitu, jika ada pelanggaran, pihak lain masih bisa menuntut ganti rugi.
Kedua, LOI bisa disalahgunakan untuk memberi informasi palsu. Misalnya, sebuah perusahaan menyatakan sudah mendapat pendanaan padahal belum, sehingga pihak lain jadi punya ekspektasi yang salah.
Ketiga, LOI bisa mengunci harga atau ketentuan lain yang sebenarnya tidak menguntungkan. Misalnya, sebuah perusahaan setuju menjual bisnisnya dengan harga di bawah pasar, yang tentu bisa merugikan.

Bagaimana cara menulis Letter of Intent?
LOI tidak punya format baku, tapi berikut beberapa tips umum yang bisa dipakai:
- Jelas dan singkat. Gunakan bahasa yang mudah dipahami, hindari istilah legal yang rumit.
- Spesifik. Jelaskan secara detail transaksi yang direncanakan, seperti harga, rasio pertukaran, dan waktu pelaksanaan.
- Realistis. Jangan membuat janji yang tidak masuk akal atau terlalu muluk.
- Fleksibel. LOI sebaiknya cukup longgar untuk mengakomodasi perubahan jika dibutuhkan.
- Konsultasikan dengan ahli hukum. Sebelum menandatangani LOI, sebaiknya minta pendapat dari penasihat hukum.
Apa yang terjadi setelah Letter of Intent ditandatangani?
Setelah LOI ditandatangani, biasanya kedua pihak akan lanjut ke tahap negosiasi detail untuk membuat perjanjian final. Kalau kesepakatan tidak tercapai, maka LOI bisa dibatalkan.
Kalau digunakan dengan tepat, LOI bisa jadi alat bantu yang sangat berguna dalam memulai kerja sama atau transaksi bisnis. LOI membantu memperjelas ekspektasi, mengurangi risiko miskomunikasi, dan membangun kepercayaan antar pihak.
Bekerja sama dalam industri TI bisa jadi rumit. Pelajari pendekatan baru seperti co-innovation dan kemitraan generatif untuk strategi kerja sama yang lebih efektif.