Apa itu Logical Volume Management (LVM)?

Logical Volume Management (LVM) adalah salah satu bentuk virtualisasi storage yang memberikan fleksibilitas lebih buat sysadmin dalam mengelola ruang penyimpanan dibanding metode partisi tradisional. LVM ini berada di tumpukan device driver pada sistem operasi dan bertindak sebagai alat virtualisasi storage.

LVM di Linux lengkap dengan contohnya

LVM adalah metode manajemen ruang disk di sistem operasi Linux. Dengan membuat lapisan abstraksi di atas storage fisik, LVM memungkinkan sysadmin mengelola volume di banyak hard disk secara fleksibel.
Sysadmin bisa menambah performa input/output disk (I/O) dengan cara menambahkan ruang ke logical volume (LV). LV ini menawarkan cara yang jauh lebih fleksibel untuk membuat dan mengatur partisi disk dibanding pendekatan langsung ke penyimpanan fisik biasa.

LVM pertama kali hadir di Fedora Linux, dan sekarang versi terbarunya, LVM2, sudah tersedia di berbagai distro seperti Red Hat Enterprise Linux 5 dan turunannya.

Contoh:

Misalnya kamu punya 3 buah hard disk masing-masing berkapasitas 1 terabyte (TB). Ketiganya disebut sebagai Physical Volume (PV), yaitu PV1, PV2, dan PV3.

Total ruang fisik yang tersedia adalah 3 TB.

Lalu ketiga PV tersebut digabung ke dalam Volume Group 1. Dari volume group ini dibuat 2 Logical Volume: LV1 dan LV2. Masing-masing punya kapasitas 1,5 TB. Kamu juga bisa bikin kombinasi LV lain seperti:

  • 3 LV dengan kapasitas 1 TB, 500 GB, dan 1.5 TB
  • 4 LV dengan kapasitas 500 GB, 500 GB, 1 TB, dan 1 TB
  • 5 LV masing-masing 500 GB, 500 GB, 500 GB, 500 GB, dan 1 TB

Dengan begitu, LVM bikin pengelolaan storage jauh lebih fleksibel tanpa ribet.

Cara kerja Logical Volume Management

Secara teknis, LVM memecah PV menjadi blok-blok kecil bernama physical extents (PE). PE ini nanti akan dipetakan ke logical extents (LE), lalu dikumpulkan dalam Volume Group (VG). Nah, VG ini yang akan kita pakai buat bikin LV, yang nanti berperan kayak partisi virtual.
Baik PV maupun LV punya extents, yaitu unit terkecil dari space yang bisa dialokasikan oleh LVM di Linux. Semua LV dalam satu VG ukurannya sama. LVM juga menyimpan pemetaan antara logical dan physical extents. LV bisa kamu perluas (add extent) atau perkecil (remove extent) sesuai kebutuhan.

Kenapa pakai Logical Volume Management?

Tujuan utama LVM adalah mempermudah pengelolaan kebutuhan storage yang terus berubah, terutama untuk organisasi atau user yang banyak. Biasanya, sysadmin akan tandai device sebagai PV, lalu gabungkan dalam satu VG pool, dan dari situ bikin beberapa LV sesuai kebutuhan.
LVM ini enak karena kamu gak harus langsung alokasikan seluruh storage saat setup awal. Bisa kamu sisakan buat dialokasikan nanti. Jadi lebih fleksibel. Selain itu, kamu bisa atur data sekuensial atau gabungin partisi untuk ningkatin performa tanpa repot.

Kelebihan lain, sysadmin juga gak harus tahu detail struktur storage. Cukup kasih nama dan ukuran, LVM yang akan ngatur semuanya.

Di versi terbaru LVM (versi 2.03.21, per 2023), kamu bisa pakai device mapper di kernel Linux untuk tandai hard disk sebagai PV dan gabungkan dalam satu VG. Storage pool itu nantinya bisa kamu pakai buat bikin LV, yang berperilaku kayak partisi biasa.

Apa itu Logical Volume?

Logical Volume (LV) itu mirip partisi biasa, tapi di atas volume group (VG). VG sendiri gabungan dari beberapa PV. Jadi, kapasitas gabungan PV akan dialokasikan ke LV yang bersifat logis, bukan fisik.
Dengan LVM, kamu bisa buat volume untuk tiap tim atau divisi di enterprise, dan kalau butuh tambahan storage tinggal expand aja, tanpa harus pindah-pindah data ke drive lain.

Manfaat LVM

Manfaat paling jelas dari LVM adalah kemudahan untuk scaling storage, baik tambah maupun kurangi. Tinggal tambahin atau hapus extents, dan selesai. Command-nya juga simpel dan mudah dihafal.
LVM juga mendukung realokasi kapasitas, artinya kamu bisa mindahin space dari satu VG ke VG lain tanpa format ulang. Ini sesuatu yang gak bisa kamu lakukan dengan partisi tradisional.

LVM juga support konfigurasi RAID, termasuk RAID 0 (striping), jadi kamu bisa bikin konfigurasi dengan performa tinggi sekaligus redundancy. Snapshots juga bisa dibuat, buat backup atau testing tanpa mengganggu data asli.

Selain itu, LVM juga dukung dua jenis volume tambahan:

  • Thin volume: kamu bisa bikin LV yang lebih besar dari fisik yang tersedia (asalkan space bisa dipenuhi nanti).
  • Cache volume: ningkatin performa disk lambat dengan bantu SSD sebagai cache.

Bandingkan juga antara software-defined storage vs. storage virtualization.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *