Konvergensi jaringan (network convergence) adalah proses menggabungkan komunikasi telepon, video, dan data dalam satu jaringan yang sama. Dengan menggunakan satu jaringan untuk berbagai mode komunikasi, kita bisa dapetin kemudahan dan fleksibilitas yang nggak mungkin terjadi kalau semua infrastruktur dipisah-pisah. Saat ini, konvergensi jaringan lebih dikenal dengan istilah komunikasi terpadu. Contohnya meliputi:
- Texting – ngirim pesan singkat berupa teks atau angka antar ponsel, pager, atau perangkat genggam lainnya via jaringan seluler.
- Web surfing – menjelajahi berbagai situs web, entah itu secara acak atau buat cari sesuatu secara spesifik.
- Voice over IP (VoIP) – mengirim suara dan konten multimedia lewat jaringan Internet Protocol (IP).
- Streaming media – nonton atau dengerin konten video/audio langsung dari internet tanpa harus download dulu.
- Aplikasi video conference – komunikasi visual secara langsung antara dua orang atau lebih yang berada di lokasi berbeda.
- Online gaming – main game online lewat konsol seperti Xbox, PlayStation, atau langsung di PC.
- E-commerce – jual-beli barang/jasa atau transaksi data lewat jaringan elektronik, terutama internet.
Sejarah konvergensi jaringan
Sebelum ada konvergensi jaringan, layanan-layanan seperti telepon, data, dan video masing-masing butuh infrastruktur, hardware, dan protokol yang berbeda buat terhubung ke server. Tapi sekarang, pengguna dari berbagai sektor—baik individu, bisnis, kampus, sampai instansi pemerintah—bisa menikmati berbagai jenis media dalam satu jaringan saja.
Pengguna pengen kualitas layanan (QoS) dan kualitas pengalaman (QoE) yang tinggi dan stabil, sedangkan perusahaan dan admin IT butuh solusi yang hemat biaya, kompatibel dengan standar industri, gampang di-upgrade, aman, privat, dan bebas dari malware.
Karena pengguna sekarang berinteraksi dengan berbagai layanan sekaligus, lebih masuk akal kalau semuanya bisa berjalan di infrastruktur yang sama. Standarisasi pada TCP/IP, Ethernet, dan WiFi—yang jadi andalan dalam konvergensi jaringan—bikin pengalaman pengguna jadi konsisten, mendukung integrasi antar perangkat/vendor yang berbeda, dan bikin kerja admin jaringan lebih gampang.
Tantangan dalam konvergensi jaringan
Waktu konvergensi jaringan mulai diterapkan, pengembang jaringan dihadapkan dengan berbagai tantangan besar. Salah satu tantangan utama adalah kebutuhan besar terhadap bandwidth, karena semua aplikasi dan layanan akan menggunakan jaringan yang sama. Seiring aplikasi makin kompleks dan konten yang ditransfer makin “berat”, upaya awal untuk menyatukan jaringan sering kali kewalahan.
Seiring waktu, kita sadar bahwa agar konvergensi berjalan lancar, desain, pemasangan, dan pemeliharaan hardware dan software harus benar-benar dipikirkan. Perusahaan sekarang mulai merencanakan kapasitas bandwidth dengan matang agar semua perangkat dan layanan tetap bisa jalan. Mereka juga menerapkan redundansi agar aplikasi misi-kritis tetap berfungsi meskipun ada gangguan jaringan.
Masalah keamanan
Dulu, kalau ada serangan di jaringan yang terpisah (siloed), dampaknya cuma terbatas di jaringan itu aja. Misalnya, kalau penyerang masuk ke jaringan CCTV, dia nggak bisa akses jaringan telepon atau komputer. Tapi begitu semua layanan ini digabung ke satu infrastruktur, satu celah aja bisa bikin semua sistem terancam.
Awalnya, masalah utama adalah penyadapan—intersepsi komunikasi VoIP atau pesan tanpa izin. Karena semua perangkat UC (desktop, laptop, IP phone) nyambung ke jaringan data, mereka bisa disadap dari titik mana pun di sepanjang jalur data.
Penyedia layanan telekomunikasi IP di seluruh dunia rugi ratusan juta dolar setiap tahun karena pencurian layanan, contohnya lewat toll fraud. Lalu lintas suara dan video biasanya pakai Session Initiation Protocol (SIP) buat ngatur panggilan, tapi aliran data (media stream)-nya dipisah dari alur kontrol. Ini bisa dimanfaatkan buat spoofing—misalnya, penyerang bilang ke sistem bahwa ini cuma panggilan suara, tapi ternyata dia streaming video HD, dan sistem dirugikan secara finansial.
Ancaman lainnya adalah vishing, versi phishing yang menggunakan VoIP. Dengan teknik yang mirip phishing, pelaku bisa menipu korban lewat telepon dengan identitas palsu agar korban membocorkan informasi penting.
Serangan Denial of Service (DoS) juga jadi ancaman baru di jaringan konvergen. Kalau dulu DoS jarang terjadi di jaringan telepon konvensional, sekarang penyerang bisa membuat infrastruktur komunikasi lumpuh, entah di level perangkat (misalnya ngerusak telepon IP) atau di level gateway (mengganggu koneksi VoIP ke dunia luar). Bahkan manajer panggilan bisa diserang langsung lewat SIP dengan membanjiri sistem menggunakan permintaan palsu yang valid secara teknis.
Lihat juga: konvergensi jaringan tetap dan seluler