Apa itu Object-Oriented Programming (OOP)?
Object-Oriented Programming (OOP) atau pemrograman berorientasi objek adalah salah satu model pemrograman yang mendesain perangkat lunak dengan berfokus pada data atau objek, bukan sekadar fungsi dan logika. Objek di sini bisa didefinisikan sebagai entitas data yang punya atribut (ciri-ciri) dan perilaku (fungsi) yang unik.
Inti dari OOP adalah memanipulasi objek, bukan hanya logika. Pendekatan ini cocok banget buat proyek software berskala besar, kompleks, dan yang terus mengalami pengembangan atau maintenance. Contohnya? Aplikasi untuk manufaktur, desain, sampai aplikasi mobile. Misalnya, OOP bisa dipakai dalam pembuatan software simulasi sistem produksi.
Struktur program berbasis objek ini juga sangat mendukung kerja tim dalam pengembangan software, karena proyek bisa dibagi ke beberapa modul. Keunggulan lainnya dari OOP adalah: kodenya bisa dipakai ulang (reusable), gampang diskalakan, dan lebih efisien.
Langkah awal dalam OOP adalah mengidentifikasi semua objek yang akan digunakan dan melihat bagaimana hubungan antar objek tersebut — proses ini dikenal dengan istilah data modeling.
Objek bisa bermacam-macam bentuknya, dari yang nyata seperti manusia (dengan atribut nama, alamat, dll), sampai program kecil seperti widget.
Setelah suatu objek dikenali, objek tersebut diklasifikasikan ke dalam kelas (class) yang mendefinisikan data apa yang ada di dalamnya dan bagaimana ia bisa diproses. Setiap proses atau perilaku disebut sebagai method. Objek bisa saling berkomunikasi lewat interface yang disebut message.

Bagaimana Struktur OOP Itu?
Struktur atau komponen utama dari OOP terdiri dari beberapa bagian berikut:
- Class: Tipe data yang didefinisikan oleh pengguna (user-defined), berfungsi sebagai cetakan (blueprint) dari objek yang akan dibuat, termasuk atribut dan method-nya.
- Object: Instance dari class yang sudah dibuat. Objek bisa merepresentasikan entitas nyata maupun abstrak. Saat sebuah class dibuat, sebenarnya belum ada objek, hanya definisinya saja.
- Method: Fungsi yang bisa dilakukan oleh objek. Method didefinisikan dalam class dan menjelaskan perilaku dari objek tersebut. Setiap method akan merujuk ke instance dari objeknya. Method yang berada dalam objek disebut juga instance method. Programmer menggunakan method untuk menjaga fungsionalitas agar tetap terorganisir dan reusable.
- Attribute: Menjelaskan kondisi atau status dari sebuah objek. Atribut ini jadi karakteristik yang membedakan antar class. Data objek disimpan di atribut ini. Ada juga atribut class yang sifatnya global untuk seluruh objek dari class tersebut.
Apa Saja Prinsip Dasar OOP?
OOP dibangun berdasarkan prinsip-prinsip utama berikut ini:
- Encapsulation: Prinsip enkapsulasi menyatakan bahwa semua informasi penting ada di dalam objek, dan hanya bagian tertentu yang bisa diakses dari luar. Implementasi dan status objek disimpan secara privat di dalam class. Objek lain nggak bisa sembarangan mengubah data tersebut. Ini bikin program jadi lebih aman dan data lebih terlindungi.
- Abstraction: Objek hanya menampilkan bagian penting yang dibutuhkan objek lain, dan menyembunyikan detail implementasi yang nggak perlu. Ini bikin program lebih mudah dikembangkan seiring waktu.
- Inheritance: Class bisa mewarisi properti dan fungsi dari class lain. Jadi ada hubungan antar objek dan class bisa diturunkan. Ini bikin pengembangan kode jadi lebih efisien, nggak perlu nulis ulang logika yang sama.
- Polymorphism: Objek bisa punya banyak bentuk dan perilaku yang sama bisa dilakukan oleh objek yang berbeda. Program akan memilih perilaku mana yang sesuai saat dijalankan. Child class bisa memperluas fungsi dari parent class. Polymorphism bikin berbagai objek bisa diproses lewat interface yang sama.
- Syntax: Kumpulan aturan yang mengatur bagaimana kode ditulis dan disusun dalam bahasa pemrograman.
- Coupling: Seberapa kuat hubungan antar komponen dalam program. Misalnya, kalau satu class diubah, class yang terhubung juga bisa ikut terdampak.
- Association: Hubungan antar class. Bisa satu ke satu, banyak ke banyak, satu ke banyak, atau sebaliknya.
Apa Saja Contoh Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek (OOP)?
Walaupun Simula dikenal sebagai bahasa pemrograman OOP pertama, sekarang udah banyak banget bahasa pemrograman yang mendukung OOP. Tapi, nggak semua bahasa cocok 100% dengan paradigma OOP. Ada bahasa yang benar-benar murni OOP (semuanya dianggap objek), ada juga yang menggabungkan OOP dengan gaya pemrograman prosedural. Beberapa bahasa pemrograman terpopuler saat ini pun dirancang dengan pendekatan OOP.
Contoh bahasa pemrograman murni OOP antara lain:
- Ruby.
- Scala.
- JADE.
- Emerald.
Sementara itu, bahasa yang dirancang khusus untuk OOP (meski ada elemen proseduralnya) meliputi:
Beberapa bahasa lain yang juga bisa digunakan dengan pendekatan OOP, di antaranya:
- Visual Basic .NET.
- PHP.
- JavaScript.
Apa Saja Keuntungan Menggunakan OOP?
Beberapa manfaat utama dari penggunaan OOP adalah:
- Modularitas. Karena menggunakan enkapsulasi, tiap objek bisa berdiri sendiri, sehingga lebih gampang ditelusuri dan dikembangkan secara tim.
- Reusability. Kode bisa digunakan kembali lewat pewarisan (inheritance), jadi nggak perlu nulis ulang hal yang sama berulang kali.
- Produktivitas. Programmer bisa lebih cepat membangun program baru dengan bantuan library dan kode reusable.
- Mudah di-upgrade dan diskalakan. Fitur sistem bisa dikembangkan secara independen tanpa ganggu komponen lain.
- Deskripsi antarmuka. Komunikasi antar objek lebih simpel berkat teknik message-passing.
- Keamanan. Dengan enkapsulasi dan abstraksi, bagian kode yang kompleks bisa disembunyikan, pemeliharaan jadi lebih gampang, dan sistem lebih aman.
- Fleksibilitas. Polimorfisme memungkinkan satu fungsi beradaptasi sesuai class-nya. Objek berbeda bisa pakai antarmuka yang sama.
- Perawatan kode. Bagian sistem bisa diubah atau diperbaiki tanpa perlu refactor keseluruhan.
- Biaya lebih rendah. Karena kode bisa dipakai ulang dan mudah dirawat, biaya pengembangan pun jadi lebih hemat.
Kritik terhadap OOP
Meskipun populer, model OOP juga nggak luput dari kritik. Salah satu kritik utama adalah OOP terlalu fokus pada data (objek), sementara aspek komputasi dan algoritma dianggap kurang mendapat perhatian. Selain itu, kode OOP bisa jadi lebih kompleks dan memakan waktu lebih lama saat dikompilasi.
Kritik lainnya mencakup kelemahan dalam pewarisan, seperti class induk yang terlalu rapuh. Kadang objek memang terlihat jelas secara terpisah, tapi jadi sulit dipahami saat dijalankan dalam keseluruhan program.
Beberapa alternatif dari OOP antara lain:
- Functional programming. Contohnya bahasa Erlang dan Scala yang sering dipakai di sistem telekomunikasi dan sistem tahan gangguan (fault-tolerant).
- Structured atau modular programming. Seperti PHP dan C#.
- Imperative programming. Fokus pada langkah-langkah komputasi, bukan model objek. Contohnya C++ dan Java.
- Declarative programming. Programmer cukup mendeklarasikan apa yang ingin dicapai, tanpa menyebutkan bagaimana caranya. Contohnya Prolog dan Lisp.
- Logical programming. Berdasarkan logika formal. Menggunakan bahasa seperti Prolog untuk menyatakan fakta atau aturan dalam domain masalah tertentu. Cocok untuk task yang butuh query berbasis aturan/logika.
Mayoritas bahasa pemrograman modern memungkinkan gabungan dari beberapa pendekatan. Contohnya JavaScript dan Scala bisa digunakan untuk OOP sekaligus functional programming.