Apa itu Physical security dan bagaimana cara kerjanya?

Physical security atau keamanan fisik adalah upaya perlindungan terhadap personel, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan data dari tindakan fisik atau kejadian yang bisa menyebabkan kerugian atau kerusakan besar bagi perusahaan, lembaga, atau institusi. Ancaman tersebut bisa berupa kebakaran, banjir, bencana alam, pencurian, perusakan, hingga terorisme. Meskipun sebagian besar risiko ini bisa ditanggung oleh asuransi, tujuan utama dari keamanan fisik adalah mencegah terjadinya kerusakan agar organisasi tidak perlu kehilangan waktu, uang, dan sumber daya.

Framework keamanan fisik umumnya dibagi menjadi tiga komponen utama: access control, pengawasan (surveillance), dan pengujian (testing). Keberhasilan sistem keamanan fisik suatu organisasi sering kali bergantung pada seberapa baik ketiga elemen ini diterapkan, dikembangkan, dan dipelihara.

Access control

Inti dari *access control* adalah membatasi dan mengontrol siapa saja yang bisa mengakses lokasi, fasilitas, atau sumber daya tertentu. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa hanya orang-orang yang punya otorisasi yang bisa menjangkau aset-aset penting. Contohnya bisa berupa kartu identitas, keypad, hingga petugas keamanan. Namun metode dan biayanya bisa sangat bervariasi tergantung kebutuhan organisasi.
Secara fisik, bangunan sering jadi lini pertahanan pertama. Mulai dari pagar, gerbang, tembok, hingga pintu digunakan sebagai penghalang untuk mencegah akses ilegal. Penambahan gembok, kawat berduri, kamera pengawas, dan rambu peringatan bisa menurunkan niat pelaku kejahatan.

Untuk sistem yang lebih modern, teknologi seperti pemindai ID card dan kartu dengan Near-Field Communication (NFC) digunakan untuk autentikasi fisik. Bahkan di Swedia, ada perusahaan yang bereksperimen menanam chip NFC di bawah kulit karyawan mereka, sehingga lebih sulit dipalsukan. Tapi metode ini dianggap kontroversial dan kurang diterima serikat pekerja karena menyangkut kenyamanan fisik.

Penggunaan penghalang strategis ini juga memperlambat upaya perusakan atau pencurian, sehingga memberi waktu bagi tim keamanan untuk merespons ancaman. Selain itu, penghalang seperti dinding atau pagar juga bisa melindungi dari bencana alam seperti gempa atau banjir, meskipun perlu dipertimbangkan juga aspek lokasi dan biaya sebelum implementasi.

Surveillance

Surveillance atau pengawasan adalah salah satu aspek penting dalam keamanan fisik, baik untuk mencegah insiden maupun membantu pemulihan pasca-kejadian. Ini mencakup teknologi, personel, dan sistem yang digunakan untuk memonitor aktivitas di lokasi fisik tertentu. Contohnya seperti patroli keamanan, sensor panas, dan sistem notifikasi otomatis.
Yang paling umum digunakan adalah kamera CCTV. Kamera ini nggak cuma berguna untuk menangkap kejadian kejahatan, tapi juga bisa mencegahnya. Banyak pelaku yang mengurungkan niatnya ketika tahu mereka sedang diawasi. Kalau pun terjadi pencurian, rekaman CCTV bisa dijadikan bukti visual untuk investigasi.

Testing

Testing atau pengujian jadi bagian penting dari pendekatan pencegahan dan penanganan insiden dalam keamanan fisik. Contohnya dalam rencana pemulihan bencana (Disaster Recovery / DR), efektivitasnya sangat tergantung pada kualitas kebijakan keamanan fisik yang ada — mulai dari deteksi ancaman hingga respons dan mitigasinya.
Pengujian aktif ini penting banget, apalagi buat menjaga koordinasi antaranggota organisasi. Latihan evakuasi kebakaran misalnya, sangat berguna untuk melatih peran dan tanggung jawab semua pihak agar tidak panik saat beneran terjadi insiden. Pengujian semacam ini sebaiknya dilakukan secara berkala.

Kenapa physical security itu penting?

Seiring makin terintegrasinya bisnis dengan teknologi *Internet of Things* (IoT), kebutuhan akan keamanan fisik juga ikut meningkat. IoT butuh perlindungan fisik ekstra untuk mengamankan data, server, dan jaringan. Apalagi karena semua sistem saling terhubung, perlindungan digital dan fisik jadi satu kesatuan. Mesin virtual dan aplikasi cloud, misalnya, keamanannya tetap tergantung pada server fisik tempat mereka berjalan.
Baik menggunakan layanan cloud sendiri atau dari pihak ketiga, pusat data (data center) tetap harus dilindungi secara fisik untuk mencegah kerugian data yang parah.

Contoh physical security

Keamanan fisik bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, tergantung konteks dan kebutuhan. Strategi serta metode yang dipakai untuk menjaga keamanan fisik di bidang IT misalnya, tentu beda dengan yang diterapkan untuk jaringan. Berikut beberapa contoh penerapan keamanan fisik di dunia nyata:

Pencatatan dan pemeliharaan jejak akses

Mencatat siapa yang mengakses apa — atau bahkan mencoba mengakses tanpa izin — adalah metode yang efektif untuk mencegah penyusup dan menciptakan lingkungan forensik yang ramah audit.
Contohnya, log dari upaya login gagal atau akses dengan kartu yang hilang bisa sangat berguna dalam mengidentifikasi celah keamanan jika terjadi pelanggaran.

Pendekatan berbasis risiko

Strategi terbaik dalam mengalokasikan sumber daya untuk keamanan fisik adalah dengan menggunakan pendekatan berbasis risiko. Ini adalah teknik analisis data yang menyesuaikan pengamanan berdasarkan profil risiko organisasi.
Misalnya, bisnis yang tergolong risk-averse seperti koperasi simpan pinjam atau restoran mungkin akan berinvestasi lebih besar dalam sistem keamanan fisik untuk meminimalkan potensi kerugian. Artinya, besarnya investasi keamanan seharusnya sebanding dengan tingkat risiko yang ingin dikurangi.

Kontrol akses yang akuntabel

Mengaitkan kontrol akses langsung ke individu tertentu bisa meningkatkan transparansi aktivitas personel. Contohnya, jika sebuah ruangan hanya bisa dibuka oleh satu kunci dan kunci itu dipegang dua orang, maka jika terjadi kehilangan aset, hanya dua orang itu yang bisa dimintai pertanggungjawaban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *