Apa itu Push Notification?
Push notification, atau juga dikenal sebagai server-push notification, adalah pengiriman informasi dari aplikasi perangkat lunak ke perangkat komputasi tanpa permintaan khusus dari klien.
Sejarah dan Perkembangannya
Apple pertama kali memperkenalkan push notification pada tahun 2009 lewat layanan Apple Push Notification service (APNs) untuk perangkat iOS. Layanan ini memungkinkan pengembang aplikasi mengirim informasi ke perangkat iOS, watchOS, tvOS, dan macOS. Tahun 2010, Google meluncurkan versi mereka sendiri untuk Android, yaitu Android Cloud to Device Messaging (C2DM), yang kemudian diganti dengan Google Cloud Messaging dan sekarang dikenal sebagai Firebase Cloud Messaging (FCM) pada tahun 2012.
Tahun 2013, Google memperkenalkan rich notification dan tombol aksi untuk Android, yang memungkinkan pengembang menambahkan fitur tambahan pada notifikasi. Ada empat tipe rich notification di Android: basic, image, progress, dan list. Basic hanya menampilkan judul, ikon, dan pesan. Image menambahkan pratinjau gambar. Progress dilengkapi dengan progress bar, dan list berisi daftar item. Tombol aksi memungkinkan pengguna merespons langsung dari notifikasi, seperti memutar lagu atau membuka aplikasi.
Apple menyusul pada 2014 lewat notifikasi interaktif di iOS 8. Notifikasi ini memungkinkan pengguna melakukan tindakan langsung dari lock screen, seperti membalas pesan atau menghapus email. Tahun 2015, Apple merilis Apple Watch dan mendukung push notification di perangkat itu juga.

Cara Kerjanya
Berbeda dengan pull notification, di mana klien harus meminta data dari server, push notification justru dikirim langsung dari server. Biasanya, pengguna akhir perlu menyetujui (opt-in) untuk menerima notifikasi. Proses opt-in ini biasanya terjadi saat instalasi aplikasi, dan pengguna tetap bisa mengelola pengaturannya nanti jika ingin berhenti menerima notifikasi.
Setiap perangkat dan layanan punya cara berbeda untuk mengirimkan push notification. Misalnya, pengembang Apple bisa memakai API dari APNs untuk mengirim notifikasi ke perangkat iOS.
Cara lain adalah menggunakan layanan cloud seperti mobile backend as a service (mobile BaaS) untuk menangani push notification. Contohnya, Firebase Cloud Messaging, Amazon Simple Notification Service, dan Azure Notification Hubs bisa mengirim notifikasi ke berbagai jenis perangkat. Layanan pihak ketiga seperti Airship dan Pushwoosh juga bisa menambahkan fitur analitik dan marketing yang lebih kompleks.
Jenis-Jenis Push Notification
Secara umum, di iOS dan Android ada dua jenis notifikasi: notifikasi lokal dan notifikasi jarak jauh. Notifikasi lokal dibuat dan diatur langsung di dalam aplikasi. Sedangkan notifikasi jarak jauh, atau push notification, memungkinkan pengembang, pemasar, atau tim IT untuk mengirim pesan ke kelompok pengguna tertentu di waktu tertentu.
Ada beberapa tipe push notification tergantung tujuannya. Yang standar hanya mengirim satu pesan ke perangkat pengguna. Tapi ada juga notifikasi berbasis geolokasi, di mana aplikasi bisa mengakses lokasi pengguna, lalu mengirim pesan berdasarkan info tersebut. Contohnya, aplikasi Yelp bisa memberi info restoran baru di sekitar lokasi pengguna.
Selain itu, push notification juga bisa dijadwalkan secara berkala sesuai kebutuhan bisnis. Misalnya, bisnis dengan promo mingguan bisa mengirim notifikasi setiap minggu untuk menginformasikan penawaran khusus ke pengguna mereka.
Fungsinya Buat Apa Sih?
Push notification berguna baik untuk pengguna maupun bisnis. Pengguna bisa dapat info real-time, kayak ramalan cuaca, update berita, atau informasi penerbangan. Di sisi lain, bisnis bisa langsung berkomunikasi dengan pengguna dan mendorong mereka berinteraksi lewat pesan call-to-action. Notifikasi bisa meningkatkan click-through rate, mempromosikan produk, atau mengarahkan pengguna ke kanal marketing lain.
Salah satu keunggulan utama push notification adalah pengguna nggak perlu membuka aplikasi tertentu untuk menerima pesan. Jadi, misalnya aplikasi media sosial sedang ditutup, notifikasi tetap bisa masuk dan muncul di layar, bahkan ketika layar terkunci.
Efektivitas push notification tergantung dari jenis aplikasinya juga. Aplikasi ride-sharing seperti Uber dan Lyft punya tingkat opt-in tinggi karena info yang diberikan memang penting dan berguna secara langsung. Sebaliknya, aplikasi berita atau media sosial cenderung punya opt-in rate yang lebih rendah karena bisa terlalu sering mengirim info yang nggak relevan.
Lihat juga: pesan pemasaran kontekstual.