Apa itu Risk Avoidance (Penghindaran Risiko)?
Risk avoidance atau penghindaran risiko adalah strategi untuk menghilangkan potensi bahaya, aktivitas, dan eksposur yang bisa berdampak negatif terhadap organisasi dan aset-asetnya.
Kalau manajemen risiko fokusnya mengendalikan kerugian dan dampak keuangan dari kejadian berisiko, maka risk avoidance tujuannya adalah menghindari kejadian itu sama sekali.
Meskipun menghapus semua risiko secara total hampir tidak mungkin dilakukan, strategi risk avoidance dirancang supaya bisa menghindari sebanyak mungkin ancaman, demi mencegah konsekuensi yang mahal dan mengganggu dari kejadian yang merugikan.
Risk avoidance ini bukan asal menghindar, tapi perlu proses yang terstruktur. Pemimpin organisasi harus bisa mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko yang dihadapi, lalu menentukan cara untuk menghapus kemungkinan risiko tersebut terjadi dan berdampak buruk.
Karena risk avoidance adalah langkah sadar dan terencana, maka strategi ini beda banget dengan sekadar nggak sadar ada risiko atau malah cuek sama risikonya.
Bagaimana Risk Avoidance Masuk ke Strategi Manajemen Risiko?
Manajemen risiko biasanya dimulai dari tiga langkah utama:
- Mengidentifikasi ancaman terhadap organisasi secara keseluruhan, termasuk aset, modal, pendapatan, dan profit.
- Menganalisis kemungkinan risiko tersebut akan berdampak negatif terhadap organisasi.
- Menaksir potensi kerusakan yang mungkin terjadi — alias menghitung seberapa besar risiko tersebut.
Organisasi pasti menghadapi berbagai jenis risiko; ada yang berpotensi menimbulkan kerugian besar dan meluas, tapi ada juga yang hanya berdampak kecil.
- Risk acceptance, yaitu menerima risiko apa adanya tanpa tindakan mitigasi.
- Risk avoidance, yaitu berusaha menghilangkan risiko dan segala kemungkinan dampaknya.
- Risk reduction, yaitu menerapkan kebijakan dan prosedur untuk mengurangi kemungkinan atau dampak risiko.
- Risk transfer, yaitu memindahkan tanggung jawab risiko ke pihak ketiga, misalnya lewat asuransi.
Setiap strategi punya kelebihan, kekurangan, tantangan, dan biaya masing-masing. Biasanya para eksekutif akan menimbang seberapa besar risiko dan dampaknya terhadap manfaat, tantangan, dan biaya dari keempat strategi tersebut sebelum memutuskan langkah terbaik.
Nggak jarang, rencana manajemen risiko bisa melibatkan kombinasi keempat strategi di atas.
Bedanya Risk Avoidance dengan Strategi Manajemen Risiko Lain
Risk avoidance adalah satu-satunya strategi yang bertujuan benar-benar menghilangkan kemungkinan suatu risiko terjadi maupun berdampak terhadap organisasi.
Biasanya strategi ini dipilih kalau risiko tersebut punya potensi dampak yang sangat merugikan atau biaya mitigasinya lebih besar dari manfaatnya.
Untuk menghindari risiko, eksekutif harus menyusun kebijakan, prosedur, teknologi, dan pelatihan karyawan yang mendukung tujuan tersebut.
Bandingkan dengan risk acceptance, yang biasanya diambil saat potensi risiko kecil dan biayanya terlalu mahal untuk dimitigasi. Di sini, organisasi tidak melakukan tindakan khusus selain tetap menjalankan aktivitas seperti biasa.
Strategi risk reduction dan risk transfer lebih ke pendekatan tengah:
Dalam risk reduction, organisasi melakukan langkah-langkah untuk menurunkan kemungkinan atau dampak risiko. Risiko yang tersisa setelah mitigasi — residual risk — harus tetap pada level yang bisa diterima.
Risk transfer mirip, tapi di sini organisasi membayar pihak ketiga (misalnya asuransi) untuk menanggung sebagian atau seluruh risiko tersebut.
Contoh Risk Avoidance
Strategi risk avoidance bisa ditemukan di banyak sektor:
- Perusahaan konstruksi menghentikan seluruh pekerjaan saat ada badai petir — contoh nyata penghindaran risiko cedera akibat sambaran listrik.
- Perusahaan listrik mengisolasi sistem penting dengan jaringan air-gap (tidak terkoneksi internet) untuk menghilangkan risiko serangan siber.
- Retailer memilih tidak menyimpan data pribadi pelanggan karena tidak bisa memenuhi regulasi privasi — ini juga bentuk risk avoidance.
Konsep ini juga berlaku buat individu. Misalnya, investor bisa menghindari risiko kehilangan nilai modal dengan menaruh uang di rekening tabungan yang dijamin pemerintah, daripada beli saham yang fluktuatif.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Risk Avoidance
Seperti strategi lainnya, risk avoidance punya pro dan kontra:
- Pro
- Bisa menghilangkan atau hampir menghilangkan risiko besar yang berpotensi merusak organisasi.
- Meningkatkan rasa aman bahwa operasional akan tetap jalan tanpa gangguan risiko tersebut.
- Kontra
- Bisa memperlambat proses bisnis karena aturan ketat untuk menghindari risiko.
- Berpotensi membatasi peluang bisnis, misalnya dalam menjangkau pelanggan baru atau membuka sumber pendapatan tambahan.
Contohnya, investor yang memilih rekening tabungan memang menghindari risiko kerugian, tapi juga kehilangan potensi keuntungan dari saham. Atau retailer yang tidak simpan data pelanggan, mereka memang menghindari risiko pelanggaran regulasi, tapi kehilangan kesempatan buat personalisasi pengalaman belanja yang bisa meningkatkan penjualan.