Apa Itu Scrum Master?
Scrum master adalah fasilitator untuk tim pengembangan Agile. Tugas utamanya adalah memastikan pertukaran informasi antar anggota tim berjalan lancar. Scrum sendiri adalah framework manajemen proyek yang memungkinkan tim berkomunikasi dan mengatur diri sendiri untuk beradaptasi cepat sesuai prinsip Agile.
Walau awalnya istilah “scrum” berasal dari dunia manufaktur (diperkenalkan oleh Hirotaka Takeuchi dan Ikujiro Nonaka), sekarang lebih sering dipakai dalam pengembangan software dan proyek Agile lainnya. Nama “scrum” diambil dari rugby, di mana tim saling berhimpit untuk restart permainan. Dalam dunia pengembangan produk, tim juga mengadakan daily stand-up setiap pagi untuk menyamakan progres dan tujuan harian.
Tugas Scrum Master
Scrum master memimpin sesi scrum harian. Ini adalah meeting singkat tim Agile yang berjalan sendiri dan terdiri dari berbagai fungsi, untuk membagikan progres dan rencana kerja ke depan. Ada tim yang punya scrum master tetap, ada juga yang bergiliran. Nggak ada aturan baku—tim bisa memilih sesuai kebutuhan.
Dalam daily scrum, scrum master biasanya menanyakan tiga hal:
- Apa yang kamu kerjakan kemarin?
- Apa yang akan kamu kerjakan hari ini?
- Apakah ada hambatan yang kamu hadapi?
Jawaban dari pertanyaan itu dipakai untuk menyusun atau menyesuaikan strategi kerja tim kalau diperlukan.
Peran dan Tanggung Jawab Scrum Master
Walau terdengar seperti pemimpin proyek, sebenarnya scrum master bukan project manager dan tidak bertanggung jawab atas hasil akhir proyek. Tanggung jawab proyek ada di tangan seluruh tim. Meskipun istilah “servant leader” tidak lagi dipakai secara resmi, scrum master tetap menjalankan perannya sebagai fasilitator tim melalui proses Scrum.
Idealnya, semua anggota tim Agile mengelola prosesnya sendiri. Tapi peran scrum master muncul untuk membantu menjaga agar proses tetap berjalan tim-sentris.
Tugas scrum master mencakup hal-hal seperti:
- Membantu tim menyepakati apa yang bisa diselesaikan dalam sprint.
- Mendorong konsensus selama daily scrum.
- Menjaga fokus tim dan aturan yang disepakati.
- Menghapus hambatan dalam proses kerja.
- Melindungi tim dari gangguan eksternal.
- Menjaga agar backlog produk dikelola dengan baik.
- Mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
- Mengadakan one-on-one untuk membangun kolaborasi dan menyelesaikan masalah.
- Meningkatkan alur kerja dengan menyelesaikan hambatan internal dan eksternal.
- Siap bantu tim dalam hal apapun, bahkan hal-hal kecil seperti membenahi PC atau menyiapkan makanan.
Keterampilan yang Dibutuhkan Scrum Master
Scrum master adalah fasilitator. Dia memastikan praktik terbaik diterapkan dan proyek tim berjalan lancar. Scrum yang ideal mendorong transparansi, evaluasi, dan adaptasi.
Kemampuan yang harus dimiliki:
- Menghubungkan dan membangun komunikasi antar anggota tim.
- Membantu adaptasi melalui coaching dan pelatihan Agile.
- Menyampaikan kebutuhan tim ke pihak luar.
- Kemampuan interpersonal yang baik dan empati.
- Organisasi yang baik untuk kelola meeting, task, dan proyek.
- Kemampuan teknis dalam Agile dan pengembangan perangkat lunak.
- Kepemimpinan untuk memahami dan memotivasi tim.
Selain scrum master, peran lain dalam tim Scrum adalah project manager dan product owner. Ketiganya bekerja sama mencapai tujuan bersama.
Scrum master vs. product owner
Scrum master dan product owner memang sama-sama punya tanggung jawab terhadap pengelolaan dan optimalisasi product backlog. Keduanya juga punya visi untuk memastikan produk bisa dirilis dengan sukses.
Tapi, cara mereka bekerja untuk mencapai tujuan tersebut berbeda. Berikut beberapa perbedaan utamanya:
- Product owner punya pendekatan top-down, artinya mereka lebih fokus pada perencanaan jangka panjang dan menyusun strategi agar tim bisa mengikuti arahan yang sudah dibuat.
- Product owner fokus pada strategi besar. Scrum master lebih fokus ke hal-hal yang bersifat taktis dan langsung menyentuh proses harian tim.
- Scrum master bertugas menyesuaikan proses kerja tim dari waktu ke waktu agar lebih efisien dan adaptif.
- Product owner punya otoritas penuh atas product backlog dan menentukan prioritas user stories. Mereka juga jadi penghubung utama antara tim pengembang dan pelanggan.
- Scrum master tidak punya wewenang langsung atas tim, tapi tetap jadi pemimpin yang membimbing dan mendampingi tim agar tetap on track.
Scrum master vs. project manager
Scrum master dan project manager sama-sama bertujuan untuk membantu tim menyelesaikan pekerjaan secara efisien. Tapi pendekatan mereka dalam mencapai tujuan ini cukup berbeda:
- Project manager lebih ke gaya manajemen klasik. Mereka fokus pada pelaporan progres, pencapaian milestone, dan jadwal proyek yang ketat.
- Project manager biasanya bersifat goal-oriented dengan pendekatan top-down untuk memastikan tim tetap sesuai target.
- Scrum master lebih process-oriented. Mereka nggak terlalu sibuk bikin aturan, tapi lebih fokus menyempurnakan proses agar tim bisa lebih gesit dan nyaman bekerja.
- Scrum master menjalankan pendekatan bottom-up, artinya mereka melihat diri mereka sebagai bagian dari tim, bukan atasan dari tim.
Sertifikasi Untuk Scrum masters
Scrum master bisa memperoleh berbagai sertifikasi untuk menunjukkan bahwa mereka paham betul prinsip manajemen proyek berbasis Scrum.
Salah satu sertifikasi paling populer datang dari Scrum Alliance, yaitu Certified ScrumMaster (CSM). Sertifikasi ini biasanya mencakup pelatihan 16 jam yang menjelaskan secara mendalam tentang framework Scrum, peran-peran dalam tim, acara-acara (events), serta artefak yang digunakan dalam pengembangan Agile.
Beberapa sertifikasi Scrum master lainnya yang bisa dipertimbangkan antara lain:
- Registered Scrum Master dari Scrum Inc.
- Professional Scrum Master I (PSM I) dari Scrum.org.
- Advanced CSM (A-CSM) dari Scrum Alliance.
- Agile Certified Practitioner (PMI-ACP) dari Project Management Institute.
- Disciplined Agile Scrum Master (DASM) dari PMI.
- SAFe Scrum Master (SSM) dari Scaled Agile.