Apa Itu Informasi Sensitif?

Informasi sensitif (sensitive information) adalah data yang harus dilindungi dari akses yang tidak sah untuk menjaga privasi atau keamanan individu maupun organisasi. Jenis data ini—yang juga sering disebut data sensitif—mencakup informasi yang jika bocor bisa menimbulkan dampak serius terhadap keselamatan dan keamanan pihak terkait.

Biasanya, organisasi hanya memberikan akses ke informasi sensitif kepada pengguna yang memiliki kredensial atau izin tertentu. Informasi sensitif ini bisa berbentuk fisik maupun digital.

Kenapa Informasi Sensitif Itu Penting?

Informasi sensitif mencakup data pribadi yang bisa mengidentifikasi seseorang (PII), seperti nomor identitas, rekening bank, dan kartu kredit. Kalau sampai bocor ke pihak yang salah, bisa berujung pada pencurian identitas, kerugian finansial, bahkan pelecehan.

Organisasi juga menghadapi risiko serupa. Serangan siber atau kebocoran data bisa sangat merugikan, terutama jika data penting seperti informasi pelanggan, karyawan, atau kekayaan intelektual bocor. Dampaknya bisa berupa hilangnya kepercayaan, kerusakan reputasi, denda, hingga tuntutan hukum karena tidak mematuhi regulasi seperti HIPAA dan GDPR.

Contohnya, menurut laporan IBM, rata-rata kerugian akibat pelanggaran data di tahun 2023 mencapai 4,45 juta dolar AS.

Key elements of the European Union's General Data Protection Regulation
GDPR dari Uni Eropa melindungi data pribadi seperti nama, identitas online, dan informasi kesehatan.

Apa Saja Tiga Jenis Utama Informasi Sensitif?

Informasi Pribadi

PII yang sensitif adalah data yang bisa dilacak ke individu dan jika bocor, bisa merugikan orang tersebut. Contohnya: biometrik, data genetik, catatan medis, informasi keuangan, dan identifikasi unik seperti paspor dan nomor identitas. Termasuk juga nama lengkap, alamat rumah, SIM, nomor telepon, dan tanggal lahir.

Risiko utamanya adalah pencurian identitas atau penyebaran data pribadi tanpa izin. Data seperti ini sebaiknya selalu dienkripsi, baik saat dikirim (in transit) maupun saat disimpan (at rest).

Informasi Bisnis

Ini adalah informasi yang bisa membahayakan perusahaan jika sampai jatuh ke tangan pesaing atau publik. Contohnya: rahasia dagang, rencana akuisisi, data finansial, data pelanggan dan supplier, serta kekayaan intelektual.

Seiring bertambahnya volume data bisnis, metode perlindungan seperti manajemen metadata dan sanitasi dokumen makin penting untuk keamanan perusahaan.

Informasi Terkelasifikasi

Lembaga pemerintahan biasanya mengelompokkan informasi yang dianggap bisa mengancam keamanan nasional atau mengandung data yang dilindungi. Informasi diklasifikasikan berdasarkan tingkat sensitivitas: restricted, confidential, secret, dan top-secret.

Tujuannya untuk mengatur siapa saja yang boleh mengaksesnya, serta bagaimana data tersebut harus dilindungi. Jika risiko dari informasi tersebut sudah tidak relevan lagi, statusnya bisa dicabut dan datanya bisa dibuka ke publik.

Contoh Informasi Sensitif

Berikut beberapa contoh spesifik informasi sensitif:

  • Nomor identitas nasional. Seperti nomor Jaminan Sosial di AS. Data ini bisa disalahgunakan untuk pencurian identitas atau penipuan.
  • Informasi kesehatan pribadi (PHI). Termasuk riwayat medis, diagnosis, dan detail pengobatan yang dilindungi hukum seperti HIPAA.
  • Nomor rekening keuangan. Termasuk rekening bank, kartu kredit, dan investasi. Data ini rentan disalahgunakan untuk transaksi ilegal.
  • Password dan kredensial autentikasi. Seperti username, email, dan password. Hacker bisa pakai ini buat akses akun tanpa izin.
  • Kekayaan intelektual. Meliputi desain, logo, rahasia dagang, dan ide orisinal. Bocornya bisa menyebabkan kerugian besar bagi pemiliknya.

Bagaimana Informasi Sensitif Bisa Bocor?

Kebocoran data bisa terjadi lewat berbagai celah. Beberapa metode umum antara lain:

  • Serangan siber. Hacker bisa eksploitasi celah lewat malware, ransomware, phishing, DDoS, atau SQL injection.
  • Pencurian fisik. Pelaku bisa mencuri perangkat seperti laptop, HP, atau hard drive yang berisi data sensitif.
  • Ancaman dari dalam. Karyawan atau rekanan yang punya akses bisa secara sengaja atau tidak sengaja membocorkan data.
  • Kesalahan manusia. Misalnya kirim data ke orang yang salah, salah buang dokumen, atau salah atur izin akses.

Bagaimana Cara Melindungi Informasi Sensitif?

Berikut beberapa langkah utama untuk melindungi data sensitif:

  • Enkripsi. Mengkodekan data agar nggak bisa dibaca pihak yang nggak punya izin, walaupun datanya bocor.
  • Klasifikasi data. Memberi label sesuai tingkat sensitivitas, agar perlindungan dan akses bisa disesuaikan.
  • Kontrol akses. Mekanisme access control yang kuat memastikan hanya pihak yang berwenang yang bisa buka datanya.
  • Pelatihan karyawan. Edukasi soal praktik keamanan siber, termasuk cara deteksi phishing dan cara menangani data sensitif.
  • Keamanan jaringan. Menggunakan firewall, sistem deteksi intrusi, dan komunikasi terenkripsi untuk melindungi data yang sedang dikirim.
  • Pembaruan rutin. Update software dan sistem secara berkala agar tidak rentan terhadap celah keamanan terbaru.
  • Monitoring dan audit. Alat pemantauan dan audit reguler membantu mendeteksi masalah keamanan sejak awal.
Flowchart of how encryption and cryptography work.
Enkripsi adalah bagian penting dari kriptografi untuk melindungi informasi digital.

Informasi sensitif sering jadi target serangan siber. Pelajari 16 jenis serangan siber paling umum dan cara mencegahnya.

Tagged:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *