Apa itu sideloading?
Sideloading adalah proses menginstal sebuah aplikasi pada sebuah perangkat mobile tanpa menggunakan metode distribusi aplikasi resmi dari perangkat tersebut. Saat ini, mayoritas pengguna mendapatkan aplikasi lewat app store resmi seperti Google Play, Microsoft Store, Samsung Galaxy Store, atau Apple App Store. Walaupun ada jutaan aplikasi di dalam store resmi, beberapa pengguna tetap memilih untuk mendapatkan aplikasi dari sumber lain, yang berarti mereka harus melakukan sideload. Aktivitas ini punya kelebihan, tapi juga membawa risiko.
Istilah sideloading awalnya merujuk pada proses transfer file antar perangkat. Biasanya perangkat dihubungkan lewat kabel atau jaringan wireless, meski bisa juga menggunakan kartu memori atau external storage untuk memindahkan file. Misalnya, transfer dokumen antar dua PC yang dihubungkan dengan kabel. Dalam konteks ini, sideloading berbeda dengan download atau upload, yang lebih berfokus pada transfer file antara perangkat lokal dan server remote.
Sejak munculnya smartphone, istilah sideloading lebih banyak dipakai untuk menyebut instalasi aplikasi melalui channel yang tidak resmi. Walau umumnya digunakan di konteks mobile, sideloading juga bisa terjadi pada perangkat lain, seperti laptop atau desktop.
Sideloading aplikasi memberi pengguna akses ke aplikasi yang tidak ada di channel resmi. Tapi, penting dipahami bahwa instalasi aplikasi tidak resmi punya risiko signifikan. App store resmi biasanya melakukan screening untuk malware dan ancaman lain, sekaligus mengatur digital rights management. Aplikasi pihak ketiga belum tentu lolos screening, bisa saja berisi malware, hasil bajakan, atau bahkan keduanya.
Bagaimana sideloading bekerja?
Proses sideloading berbeda-beda tergantung platform. Pada komputer Windows dan macOS, pengguna bisa install aplikasi dari hampir sumber mana pun. Terkadang ada langkah tambahan yang perlu diaktifkan, tapi biasanya cukup sederhana. Contohnya, Windows 11 menyediakan opsi untuk mengatur apakah aplikasi harus hanya dari Microsoft Store atau bisa juga dari sumber lain. Jika ingin sideloading, pengaturan ini perlu disesuaikan.
Di macOS, pengguna bisa memilih apakah aplikasi hanya boleh dari App Store atau juga dari developer terverifikasi. Sideloading aplikasi dari developer yang tidak terverifikasi tetap memungkinkan, hanya ada beberapa langkah tambahan yang relatif mudah. Selain itu, user Mac juga bisa memanfaatkan package manager seperti Homebrew untuk instalasi aplikasi.
Proses sideloading di perangkat Android relatif mudah. User cukup download file aplikasi ke perangkat, lalu tap file tersebut untuk instalasi. Sistem kemudian akan meminta konfirmasi untuk mempercayai sumber aplikasi tersebut. Setelah disetujui, proses instalasi berjalan.
Di sisi lain, Apple membuat sideloading jauh lebih sulit pada perangkat iOS, walaupun beberapa tahun terakhir ada sedikit kelonggaran. Dulu, pengguna harus melakukan jailbreak dulu agar bisa sideload aplikasi dari situs pihak ketiga atau app store alternatif.
Sekarang Apple sedikit lebih longgar. Misalnya, developer bisa menggunakan Xcode IDE di Mac untuk menghubungkan perangkat iOS dan melakukan sideload aplikasi yang sedang mereka kembangkan. Alternatif lainnya adalah menggunakan software seperti AltStore atau Sideloadly. Metode ini mengharuskan user untuk install aplikasi di komputer Mac atau Windows, lalu hubungkan perangkat iOS ke komputer dan lakukan beberapa langkah tambahan agar siap menerima aplikasi via sideload.

Apple kemungkinan akan dipaksa untuk mempermudah sideloading di perangkat iOS, setidaknya di beberapa wilayah dunia. Uni Eropa (EU) baru saja meloloskan Digital Markets Act, regulasi yang membatasi dominasi perusahaan digital besar seperti Apple. Salah satu konsekuensinya, Apple harus membuka akses sideloading di perangkat iOS yang dijual di wilayah EU. Jepang juga sedang memproses undang-undang serupa. Masih belum jelas apakah Apple akan membuka sideloading secara global atau hanya ketika diwajibkan secara hukum. Sejauh ini, Apple sangat menentang sideloading di perangkat iOS.