Apa itu kapasitas solid-state drive (SSD)?

Kapasitas solid-state drive (SSD) adalah jumlah maksimum data yang bisa disimpan di dalam sebuah SSD. Istilah kapasitas ini bisa mengacu pada satu SSD saja, kumpulan all-flash array (AFA), atau sistem penyimpanan berbasis flash secara keseluruhan, seperti perangkat hyper-converged infrastructure atau kumpulan node penyimpanan dalam satu rak. Umumnya, kapasitas SSD diukur dalam gigabyte (GB) atau terabyte (TB), dan bisa juga mencapai petabyte (PB) jika membahas satu sistem penyimpanan skala besar.

Kapasitas adalah salah satu metrik penyimpanan utama yang jadi perhatian saat perusahaan memilih solusi penyimpanan berbasis flash. Vendor penyimpanan biasanya menggunakan satu atau beberapa kategori berikut untuk menjelaskan kapasitas suatu sistem penyimpanan:

  • Raw capacity atau kapasitas mentah adalah jumlah total memori fisik SSD yang terlihat oleh sistem host dan bisa digunakan untuk menyimpan data.
  • Usable capacity atau kapasitas yang bisa dipakai adalah sisa kapasitas yang tersedia setelah sebagian ruang disisihkan untuk kebutuhan sistem, seperti overprovisioning. Perhitungannya bisa berbeda tergantung vendor. Misalnya, pada AFA, usable capacity bisa memperhitungkan ruang untuk spare, cache, parity, dan overhead sistem.
  • Effective capacity adalah kapasitas aktual yang bisa dicapai setelah data dikompresi dan dideduplikasi. Teknik seperti compression dan deduplication dapat membuat kapasitas efektif jauh lebih besar dibanding kapasitas mentah, tergantung algoritma dan teknologi yang digunakan vendor.

Bagaimana kapasitas penyimpanan SSD ditentukan?

Kapasitas sebuah SSD ditentukan oleh jumlah chip NAND yang digunakan, jumlah sel data dalam tiap chip, dan jumlah bit yang disimpan di tiap sel. Jumlah chip biasanya tergantung pada form factor SSD, tipe chip yang digunakan, dan seberapa banyak chip yang dipasang oleh produsen—tentunya masih dalam batas wajar. Dalam satu SSD, chip bisa terpasang di satu sisi atau dua sisi papan sirkuit.

Jumlah sel dalam setiap chip tergantung ukuran sel dan arsitektur penyimpanan yang digunakan. Semakin kecil ukuran selnya, semakin banyak sel yang bisa dimasukkan dalam satu chip, sehingga kapasitasnya lebih besar. Tapi, sel yang terlalu kecil bisa berdampak negatif pada performa dan umur pemakaian SSD.

Dari sisi arsitektur, vendor bisa menggunakan pendekatan planar atau 3D. Pada NAND planar (yang lebih tradisional), semua sel data berada di satu lapisan datar—jadi struktur penyimpanannya dua dimensi. Tapi sekarang, kebanyakan vendor beralih ke 3D NAND, di mana sel disusun bertingkat dalam banyak lapisan. Ini memungkinkan peningkatan jumlah sel tanpa harus memperkecil ukurannya.

Kapasitas SSD juga dipengaruhi oleh jumlah bit per sel. SSD modern biasanya memiliki antara 1 hingga 4 bit per sel:

  • Single-level cell (SLC) menyimpan 1 bit per sel.
  • Multi-level cell (MLC) menyimpan 2 bit per sel.
  • Triple-level cell (TLC) menyimpan 3 bit per sel.
  • Quad-level cell (QLC) menyimpan 4 bit per sel.

Semakin banyak bit per sel, semakin besar data yang bisa disimpan per chip dan makin murah biaya per gigabyte-nya. Karena itu, beberapa vendor saat ini juga sedang mengembangkan SSD penta-level cell (PLC) yang bisa menyimpan 5 bit per sel—walaupun teknologi ini masih dalam tahap awal dan belum terbukti sukses secara luas. Tapi perlu dicatat, makin banyak bit per sel atau makin kecil ukuran sel, makin besar pula potensi penurunan performa dan berkurangnya umur SSD.

Secara umum, perusahaan yang mengutamakan performa tinggi dan umur panjang biasanya lebih memilih SSD dengan teknologi SLC. Tapi, seiring kemajuan teknologi, vendor sudah berhasil meningkatkan kualitas NAND, seperti pada SSD enterprise dengan TLC yang bisa kasih performa tinggi dan kapasitas besar untuk beban kerja perusahaan, dengan masa pakai yang tetap oke. Bahkan sekarang, SSD QLC mulai dipakai juga di level enterprise, terutama untuk beban baca yang intensif. Meski begitu, SSD SLC masih jadi pilihan paling aman—walaupun harganya paling mahal.

Lihat juga: cara mendapatkan performa SSD terbaik, mSATA SSD, M.2 SSD, SSD vs. SSHD vs. HDD, form factor SSD, siklus tulis SSD, empat penyebab umum kegagalan SSD dan cara mengatasinya, serta garbage collection pada penyimpanan berbasis SSD.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *