Uber adalah perusahaan teknologi transportasi dan ride-sharing yang memungkinkan penumpang memesan tumpangan dan pengemudi menarik tarif serta menerima pembayaran melalui aplikasi di smartphone. Dengan merekrut kontraktor independen sebagai pengemudi, Uber menciptakan model bisnis baru yang mengubah cara perusahaan transportasi tradisional beroperasi. Sejak didirikan, layanan Uber telah berkontribusi dalam perluasan ekonomi berbagi, dengan menyediakan cara untuk menghubungkan sumber daya yang sudah ada (mobil dan pengemudi) dengan pembeli (penumpang), tanpa harus memiliki aset fisik yang digunakan dalam layanan tersebut.
Sejarah Uber
Travis Kalanick dan Garrett Camp mendirikan Uber pada tahun 2009. Kalanick menggantikan Ryan Graves sebagai CEO pada Desember 2010 dan menjabat hingga tahun 2017, kemudian digantikan oleh CEO Expedia, Dara Khosrowshahi, yang masih menjabat sebagai CEO Uber hingga Agustus 2024.
Kalanick dan Camp mendirikan perusahaan ini berdasarkan ide sederhana: bagaimana jika seseorang bisa memesan “taksi” dari mana saja ke mana saja hanya lewat ponsel mereka? Pada Maret 2009, keduanya mengembangkan aplikasi untuk mewujudkan ide ini. Namun, baru pada Juli 2010 perjalanan pertama dilakukan dengan aplikasi Uber oleh penumpang yang memesan tumpangan melintasi San Francisco. Pada Desember 2011, Uber memulai ekspansi internasionalnya; perusahaan ini tetap berbasis di San Francisco.
Pada tahun 2014, Uber telah menghubungkan pengemudi dan penumpang di 100 kota di seluruh dunia dan terus berkembang dengan cepat di tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2015, perusahaan ini mencatat 1 miliar perjalanan, melampaui 5 miliar pada Mei 2017, dan mencapai 10 miliar perjalanan pada Juni 2018.
Antara 2013 hingga 2018, Uber meluncurkan berbagai inisiatif sosial di AS dan negara lain untuk mendukung komunitas LGBTQ+. Uber juga memulai program uji coba mobil swakemudi di Pittsburgh pada tahun 2016 yang mencapai 2 juta mil otonom hanya dalam 100 hari pertama, serta program truk logistik pada 2017 yang menghubungkan perusahaan pengangkutan dengan pengirim barang secara langsung, dan Dana Mobilitas Berkelanjutan pada 2018 untuk mendorong kebijakan mobilitas masa depan. Setelah serangkaian skandal — termasuk insiden meninggalnya seorang wanita — dan berbagai gugatan hukum, Uber menjual divisi swakemudinya ke startup asal San Francisco, Aurora, pada tahun 2020.
Per 2024, Uber tersedia di lebih dari 10.000 kota di 70+ negara di seluruh dunia. Pada kuartal 4 tahun 2023, Uber mencatat 2,6 miliar perjalanan secara global dibandingkan dengan 2,1 miliar pada kuartal 1 di tahun yang sama. Pada kuartal 2 tahun 2024, Uber melaporkan bahwa total pemesanannya tumbuh 19% secara tahunan (YoY), dan 21% YoY jika dihitung berdasarkan nilai tukar tetap. Pada periode yang sama, pendapatan Uber tumbuh 17% YoY menjadi $10,7 miliar, dengan pendapatan operasional naik $470 juta YoY menjadi $796 juta.
Bagaimana Cara Kerja Uber?
Uber menghubungkan penumpang dengan pengemudi melalui aplikasi Uber yang bisa digunakan di hampir semua smartphone.
Secara umum, para pengemudi menggunakan mobil milik pribadi, dan Uber mengambil komisi dari setiap pemesanan. Penumpang dapat memesan tumpangan dari pengemudi dan membayar tarif yang dihitung oleh algoritma Uber berdasarkan beberapa faktor seperti jarak, ketersediaan pengemudi, dan permintaan penumpang.
Selain itu, perangkat lunak Uber mencari pengemudi yang lokasinya paling dekat dengan penumpang, sehingga keduanya bisa terhubung dengan cepat dan perjalanan bisa dimulai tanpa banyak waktu tunggu. Waktu tunggu bisa lebih lama di daerah pedesaan atau di lokasi dengan permintaan tinggi dan jumlah pengemudi terbatas.
Selain layanan ride-sharing, Uber juga menyediakan layanan berikut:
- Sewa mobil melalui mitra kendaraan seperti Hertz, Getaround, dan Avis.
- Uber Eats untuk layanan pesan antar makanan.
- Uber Freight yang menghubungkan pengangkut dengan pengirim barang.
- Uber for Business dengan fitur penagihan otomatis, pelaporan, dan pengeluaran perusahaan.
- Uber Fleet untuk mitra Uber yang mengelola armada pengemudi dan kendaraan.
Kebanyakan layanan ini bisa diakses melalui aplikasi Uber di smartphone.
Model Harga Uber
Uber menggunakan model harga dinamis (surge pricing) untuk pengemudi dan penumpang. Model ini secara otomatis menyesuaikan harga berdasarkan permintaan lokal. Penumpang yang memesan melalui aplikasi akan mendapatkan estimasi harga berdasarkan lokasi tujuan dan tingkat permintaan saat itu. Ketika semakin banyak orang memesan tumpangan, harga akan naik. Artinya, penumpang harus membayar lebih mahal saat jam sibuk, yang sekaligus memastikan bahwa cukup banyak pengemudi bersedia menerima permintaan di waktu tersebut.
Dengan membayar lebih kepada pengemudi saat permintaan tinggi, Uber memotivasi mereka untuk aktif mengambil penumpang. Penumpang juga bisa mengharapkan mobil datang lebih cepat, terutama saat hari-hari besar seperti malam tahun baru, saat permintaan layanan transportasi sangat tinggi. Keuntungan dari harga yang lebih tinggi ini adalah jaminan bahwa akan ada pengemudi yang bersedia mengambil penumpang, tidak seperti taksi biasa yang mungkin tidak muncul sama sekali di daerah sepi atau larut malam.
Keuntungan Menggunakan Uber
Menggunakan aplikasi Uber memberi banyak manfaat untuk penumpang. Salah satunya, model harga dinamis Uber menarik pengemudi ke area tertentu, sehingga kemungkinan mendapatkan tumpangan ketika sangat dibutuhkan jadi lebih tinggi. Aplikasi ini juga memungkinkan penumpang melihat pengemudi yang tersedia di sekitar mereka lewat peta. Setelah memilih pengemudi, mereka bisa melacak pergerakan mobil secara real time dan melihat estimasi waktu kedatangan secara langsung. Ini membuat proses pemesanan jadi super praktis.
Keuntungan lain, penumpang tidak perlu repot berdiri di pinggir jalan menunggu taksi. Cukup buka aplikasi Uber dan dalam beberapa menit mobil akan menjemput mereka di lokasi yang ditentukan. Pembayaran juga bisa dilakukan tanpa uang tunai, cocok banget buat penumpang yang lagi gak bawa uang cash.
Uber juga berupaya mempertahankan armada pengemudi yang terampil dan sopan, dengan proses verifikasi identitas untuk meningkatkan keamanan. Karena kebanyakan pengemudi menggunakan mobil milik sendiri, mereka cenderung menjaga kebersihan dan kondisi mobil. Selain itu, baik pengemudi maupun penumpang saling memberi rating. Pengemudi dengan rating buruk bisa dihapus dari platform, dan penumpang dengan rating rendah juga bisa diblokir. Dengan cara ini, Uber menciptakan pengalaman positif untuk semua pihak.
Model ride-sharing ini juga menguntungkan bagi pengemudi. Mereka bisa mengubah mobil pribadi menjadi sumber penghasilan dan menentukan jam kerja sendiri.
Seperti perusahaan lain dalam ekonomi berbagi atau gig economy, Uber berusaha memanfaatkan aset yang belum optimal (mobil) dengan efisien dan mendapat keuntungan dengan menyeimbangkan permintaan dan penawaran.
Tantangan Uber
Meskipun Uber meningkatkan kenyamanan dan efisiensi layanan tumpangan, tetap ada tantangan baru yang muncul baik untuk penumpang maupun pengemudi.
Pertama, penumpang harus memiliki perangkat yang bisa menjalankan aplikasi dan koneksi internet untuk memesan tumpangan. Mereka tidak bisa langsung “cegat” Uber di jalan. (Untuk melayani penumpang yang tidak punya smartphone, memori penuh, atau ingin memesan lewat perangkat non-mobile seperti PC, Uber menyediakan pemesanan melalui situs m.uber.com. Penumpang tetap harus membuat akun dan mendaftarkan info kontak mereka.)
Tantangan lain adalah proses penyaringan pengemudi Uber yang tidak sempurna. Uber tidak selalu menguji keterampilan mengemudi saat merekrut pengemudi. Hal ini bisa menyebabkan kualitas layanan yang tidak konsisten, keluhan dari pelanggan, bahkan isu keamanan seperti kecelakaan. Karena beroperasi di banyak negara dan kota, serta seluruh prosesnya berjalan secara remote, penanganan insiden pun jadi sangat sulit.
Model harga dinamis Uber juga menyulitkan pengemudi yang menggantungkan penghasilan utama dari Uber. Karena tarif bisa berubah secara cepat dan sulit diprediksi, mereka mungkin tidak mendapat penghasilan sebesar yang diharapkan, terutama jika lebih memilih bekerja di luar jam sibuk. Pendapatan yang lebih rendah ini bisa membuat pengemudi kehilangan motivasi untuk menjaga kualitas kendaraan, perilaku profesional, atau keselamatan penumpang, yang ujung-ujungnya bisa menurunkan reputasi Uber.