Apa itu layanan video streaming?
Layanan video streaming adalah sumber hiburan daring berdasarkan permintaan (on-demand) untuk acara TV, film, dan media streaming lainnya.
Layanan streaming video biasanya fokus pada konten yang diproduksi oleh studio, seperti film dan acara TV. Sementara layanan yang berfokus pada konten buatan pengguna, seperti YouTube dan Twitch, umumnya diklasifikasikan sebagai media sosial atau platform streaming.
Layanan ini menjadi alternatif dari layanan TV kabel atau satelit dengan sistem on-demand, dan biasanya menawarkan harga yang lebih terjangkau. Penggunaan layanan streaming sering kali memerlukan biaya, baik per tayangan maupun melalui langganan. Beberapa layanan lainnya gratis namun didukung oleh iklan, atau menggunakan model freemium. Ketersediaan, konten, dan harga layanan bisa berbeda-beda tergantung wilayah.
Setiap layanan streaming video punya koleksi konten yang berbeda. Ada yang fokus pada satu merek, jaringan TV, atau genre tertentu, dan ada juga yang cakupannya lebih umum. Misalnya, beberapa layanan khusus menayangkan acara TV dari negara-negara Asia. Ada juga layanan streaming yang memproduksi konten orisinal mereka sendiri.
Layanan streaming video bisa diakses lewat peramban web atau aplikasi. Banyak layanan yang juga mendukung berbagai perangkat keras seperti smart TV, penerima media streaming, komputer, tablet, dan ponsel pintar. Sebagian besar layanan bisa digunakan di berbagai platform agar bisa menjangkau lebih banyak pengguna. Contohnya, pelanggan Apple TV+ bisa menonton lewat peramban web di ponsel Android.
Beberapa perangkat streaming yang populer antara lain:
- Amazon Fire Stick.
- Apple TV.
- Google Chromecast.
- Roku.
Untuk menjangkau lebih banyak penonton, banyak saluran TV gratis melalui udara juga menyediakan siaran langsung (livestream) lewat internet. Biasanya, siaran ini sama persis dengan yang ditayangkan di televisi. Namun, ada yang terkunci wilayah (region-locked) agar tidak bisa ditonton dari luar daerah atau negara tertentu.
Salah satu praktik yang sedang ditekan oleh perusahaan layanan streaming video adalah berbagi kata sandi. Ini terjadi saat satu orang berlangganan layanan, tapi digunakan juga oleh beberapa orang lain yang tidak tinggal dalam satu rumah. Biasanya, berbagi kata sandi ini melanggar syarat dan ketentuan layanan. Untuk mengurangi praktik ini dan mengubah pengguna ilegal menjadi pelanggan resmi, beberapa layanan mulai memblokir perangkat saat terdeteksi berbagi kata sandi. Mereka sering menggunakan indikator seperti alamat IP atau ID perangkat untuk melacaknya.
Beberapa layanan streaming video berbayar yang populer saat ini antara lain:
- Amazon Prime Video.
- Apple TV+.
- Crunchyroll.
- Disney+.
- Max (dulu HBO Max).
- Hulu.
- Netflix.
- Peacock.
- YouTube Premium.
Layanan streaming video gratis yang populer saat ini antara lain:
- Crackle.
- Tubi.
- Roku Channel.
- Pluto TV.
Microsoft Stream adalah layanan berbasis Microsoft 365 yang memungkinkan organisasi untuk meng-host dan berbagi video secara internal. Video di sini bisa dilindungi dan tunduk pada kebijakan retensi data, berbeda dengan platform video publik lainnya.
Layanan video streaming ilegal
Ada banyak situs web yang menayangkan film dan acara TV tanpa izin siar atau membayar royalti kepada pemilik konten. Situs-situs ini juga sering menjadi sarang malware, virus, atau iklan berbahaya. Penggunaannya sangat tidak disarankan.
Bagaimana cara kerja layanan video streaming?
Bergantung pada jumlah penonton, layanan video streaming bisa menyimpan kontennya di server sendiri atau di server cloud. Untuk layanan kecil, menggunakan server cloud sering kali lebih menguntungkan karena mudah diskalakan sesuai kebutuhan dan tersedia di berbagai lokasi geografis. Sementara layanan besar biasanya memiliki server sendiri karena lebih hemat biaya dalam skala besar.
Banyak layanan yang juga memakai jaringan pengiriman konten (CDN) untuk mengurangi beban server utama dan membuat konten lebih dekat secara geografis ke pengguna akhir.
Layanan video streaming menggunakan banyak bandwidth. Kabarnya, Netflix sendiri menyumbang sekitar 15% dari total penggunaan bandwidth internet global. Untuk mengurangi biaya pengiriman data sebesar itu, banyak layanan yang menempatkan server mereka secara kolokasi di fasilitas milik penyedia layanan internet (ISP) dan membuat perjanjian peering. Beberapa ISP mulai menolak penggunaan bandwidth yang tinggi ini dan menuntut bayaran dari layanan streaming, yang memicu kekhawatiran soal netralitas internet.
Penggunaan bandwidth ini terus meningkat seiring makin banyaknya orang yang beralih dari penyedia TV tradisional ke layanan video streaming.