Apa itu web development framework (WDF)?

Web development framework itu adalah kumpulan resource dan tools yang dipakai developer buat bikin dan ngelola web application, web services, dan website. Framework ini juga biasa dipakai buat bikin application programming interface (API). Web development framework sering juga disebut web application framework atau cukup web framework aja.

Framework ini bantu developer bikin aplikasi yang bisa jalan di berbagai macam software stack kayak Linux, Apache, MySQL, dan PHP (biasa dikenal dengan LAMP stack). Kebanyakan framework punya banyak fitur dan fungsi yang bisa bantu proses development jadi lebih cepat dan efisien. Misalnya, mereka bisa punya:

  • Template aplikasi buat nampilin informasi di browser.
  • Environment pemrograman buat scripting alur informasi.
  • API buat akses resource data di sisi backend.
  • Code library yang isinya komponen dan potongan kode siap pakai.
  • Dukungan buat debugging, QA testing, dan reusability code.

Karena cakupannya luas, framework ini ngasih banyak benefit buat tim development, seperti:

  • Bikin aplikasi jadi lebih cepat dan efisien karena kodenya lebih sedikit, bisa pakai ulang, dan error atau bug juga lebih minim.
  • Kebanyakan framework itu open source dan punya komunitas developer yang solid, jadi kode terus dioptimalin dan lebih sedikit error, performa dan reliabilitas juga makin oke.
  • Karena udah umum dipakai dan sesuai standar industri, framework juga bantu ningkatin keamanan dan ngurangin risiko koding dari nol.
  • Framework bantu percepat development, ngurangin error, gampang di-debug, dan reliabel. Banyak juga yang gratis, jadi bisa hemat banyak biaya pengembangan.

Selain itu, web framework juga jadi fondasi buat bikin CMS (Content Management System)</a). CMS ini aplikasi yang dibangun di atas framework dan punya fitur buat ngatur konten web secara dinamis.

What are the web framework types?

Ada banyak pilihan web development framework dengan fitur berbeda-beda, jadi tim developer bisa milih yang paling cocok. Tapi secara umum, framework ini terbagi dua kategori: front-end dan back-end:

  • Front-end framework. Disebut juga user-side atau client-side framework, fokusnya di bagian tampilan yang dilihat user. Biasanya nyediain komponen dan template buat nampilin halaman statis maupun interaktif pake teknologi kayak HTML, CSS, JavaScript, dan jQuery.
  • Back-end framework. Atau biasa disebut server-side framework, fokusnya di bagian server dan logika di balik aplikasi. Fungsinya buat proses URL, handle HTTP request, koneksi ke database, dan hal teknis lainnya. Teknologi yang dipakai biasanya Python, PHP, .NET, Java, dan Ruby.

Framework juga dibedain dari arsitektur aplikasinya. Banyak yang pakai pola MVC (Model-View-Controller). Di mana:

  • Model: urus logika bisnis dan data di backend.
  • View: urus tampilan antarmuka dan interaksi user.
  • Controller: jadi jembatan antara Model dan View, ngatur request dan response.

Ada juga yang pakai versi lain kayak MVVM (Model-View-ViewModel), di mana layer Controller diganti dengan ViewModel yang mengontrol elemen UI lewat data binding.

Beberapa framework pakai arsitektur push-based (server kirim data ke View), dan ada juga yang pull-based (View ambil data dari server).

Sementara arsitektur tradisional yang juga masih banyak dipakai adalah Three-Tier, yang terdiri dari:

  • Presentation tier: bagian UI atau antarmuka user.
  • Application tier: berisi logika bisnis aplikasi.
  • Data tier: ngatur data dan komunikasi ke database.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *